Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

DR.dr. Zainal Abidin: Penerapan Sports Science & Iptek Kurang Maksimal

Pakar medis dan kesehatan olahraga yang pernah belasan tahun bermukim di Jerman tersebut mengurai kembali dinamika

Penulis: Toni Bramantoro
zoom-in DR.dr. Zainal Abidin: Penerapan Sports Science & Iptek Kurang Maksimal
ist
Zainal Abidin 

TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Tahun 2011, kontingen Indonesia menjadi juara umum SEA Games XXVI di bawah kepemimpinan Tono Suratman dengan perolehan medali emas 182 (32, 85% dari keseluruhan 554 emas), mengungguli Thailand 73 emas yang berada di peringkat ke-2.                     

Setelah Olimpiade London 2012, target demi target yang dicanangkan sulit dipenuhi, bahkan tendensinya menurun, hingga pada SEA Games XXVIII/2015, Singapura, Indonesia hanya menduduki peringkat ke-5.       

Fakta-fakta yang terjadi dalam dinamika keolahragaan tanah air tersebut dikemukakan kembali oleh DR.dr. H.Zainal Abidin, DSM, Internist, Sp. GK, Ketua Bidang Sports Science dan IPTEK Olahraga KONI Pusat.       

Pakar medis dan kesehatan olahraga yang pernah belasan tahun bermukim di Jerman tersebut, mengurai kembali dinamika di atas terkait dengan makin besarnya tantangan pencapaian prestasi atlet nasional saat ini.           

"Ada beberapa estimasi penyebabnya. Antara lain,  administrasi dan keuangan yang tersendat-sendat disertai sistem pembinaan yang terputus-putus, terutama menjelang kompetisi internasional. Pemanfaatan sports science juga kurang optimal," papar DR.dr.H.Zainal Abidin, DSM, Internist, Sp, GK, Jumart (28/8).                         

Tokoh yang lama menangani medis dan kesehatan para pemain bulutangkis di pelatnas Cipayung ini, lebih jauh menyebutkan, seandainya pun dilakukan tes kepada para atlit, akan tetapi hasil dari tes kesehatan, laboratorium, dan fisik atlet tersebut kurang melibatkan tenaga ahli sports medicine yang terdidik dan berpengalaman.

Selain itu, pelaksanaan tes umumnya dilakukan oleh institusi yang tidak memiliki peralatan yang relevan dan 'established' seperti yang dimiliki oleh PP ITKON Kantor Menpora.                                                     

Berita Rekomendasi

Faktor lainnya, pengolahan hasil tes umumnya lamban.

"Hasil tes diterima kurang tepat waktu sehingga pelatih kesulitan dalam menentukan intensitas individu darti atlet dalam program training-nya yang berdampak pada capaian prestasi yang diharapkan,'' papar Dr.dr.Zainal.                               

Semua permasalahan tersebut di atas tersimpulkan dari seminar & bimbingan teknis bidang sports science dan penerapaan IPTEK olahraga guna meningkatkan prestasi olahraga dalam rangka persiapan Asian Games 2018, yang diselenggarakan oleh bidang sports science dan IPTEK Olahraga KONI Pusat beberapa waktu lalu. tb

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas