Jelang Munas Pordasi: Harapkan Diterima Jokowi, Gelar Pacuan Piala Presiden
Munas Pordasi XII/2015, yang dilangsungkan Rabu (28/10) di The Alana Hotel & Convention Centre, Solo, dihelat di tengah sejumlah keberhasilan
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. SOLO - Munas Pordasi XII/2015, yang dilangsungkan Rabu (28/10) di The Alana Hotel & Convention Centre, Solo, dihelat di tengah sejumlah keberhasilan besar yang dicapai kepengurusan periode 2011-2015.
Diantara keberhasilan itu, dipertandingkannya secara resmi disiplin berkuda pacuan di PON XIX/2016, Jabar. Keberhasilan fenomenal lainnya, bagaimana PP Pordasi kembali memegang hak NF (National Federation) atau federasi nasional dari disiplin berkuda ketangkasan (equestrian).
Demikian disampaikan Ketua Umum PP Pordasi 2011-2015 H.Mohammad Chaidir Saddak, MBA, dan Ketua Pengprov Pordasi Jateng Ir.H.Munawir, dalam acara ramah-tamah peserta Munas XII/2015 Pordasi, Selasa malam.
Acara ini juga dihadiri Ir.Iman Hartono, pemilik Eclipse Stable yang juga 'owner' The Alana Hotel & Convention Centre.
Menurut keterangan Wijaya Mithuna Noeradi, ketua panpel Munas, pembukaan Munas Pordasi XII/2015 akan dilakukan oleh Wakil Ketua Umum KONI Pusat bidang luar negeri, Robert Inkiriwang.
PIALA PRESIDEN
Eddy Saddak, sapaan Ketum Pordasi 2011-2015 Mohammad Chaidir Saddak, MBA, menyebutkan, disiplin pacuan baru pada PON XIX/2016 dipertandingkan secara resmi. "Pacuan di tahun 1980 pernah jadi cabor eksebisi," terangnya.
Untuk itu, ada aturan-aturan dalam pacuan yang akan disesuaikan. Menyandingkan kelas-kelas yang biasa dipertandingkan di kejurnas dengan di PON XIX.
Setelah munas, kata Eddy Saddak, kepengurusan baru mengharapkan bisa diterima audiensi dengan presiden Joko Widodo. "Sekaligus untuk membuka kembali kemungkinan digelarnya pacuan Piala Presiden--seperti tahun 1980-an," terang ketum PP Pordasi.
Eddy Saddak, yang hampir 30 tahun bergulat di kepengurusan berkuda, difavoritkan untuk kembali memimpin PP Pordasi 2015-2019. Pemilik Aragon Horse Racing & Equestrian Sport, Lembang, sebelumnya pernah bergiat di kepengurusan Pengprov Pordasi jabar. Sejak pertengahan 1990-an masuk kepengurusan PP Pordasi.
"Saya diajak almarhum pak A.E.Kawilarang masuk ke PP Pordasi," papar Eddy Saddak.
Pada 1997, Eddy Saddak menjadi wakil ketua komisi stewart. Kemudian ketua komisi pacuan, lalu menjadi wakil ketua umum pada kepengurusan 2008-2011, sebelum akhirnya didaulat sebagai ketua umum pada kepengurusan 2011-2015.
MUNAS SPESIAL
Menurut Ketua Pengprov Poirdasi Jateng, Ir. H.Munawir, Munas Pordasi XII/2016 ini sangat spesial karena dilakukan ditengah beberapa keberhasilan yang dicapai. Yakni, menggolkan pacuan sebagai cabor resmi di PON XIX/2016. Pacuan kuda PON XIX/2016 memperebutkan lima medali emas, sementara equestrian sepuluh.
"Jadi luar biasa kalau berkuda menjadi salah satu cabang yang memperebutkan banyak medali, yakni total 15 medali emas," terang Munawir.
Keberhasilan besar dari kepengurusan PP Pordasi 2011-2015 lainnya adalah, mengembalikan hak federasi nasional (NF/National Federation) berkuda ketangkasan kembali ke induknya, yakni PP Pordasi.
"Ini luar biasa. Perjuangan lima tahun yang berat, tetapi akhirnya membuahkan hasil yang sangat membanggakan," papar Munawir, yang juga pemilik Tombo Ati Stable, Surakarta. tb