Vita Marissa Putuskan Gantung Raket
Rencananya, Vita akan menjadi pelatih di klub PB Djarum, tempat dia bernaung saat ini
Penulis: Deny Budiman
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Memutuskan gantung raket setelah turnamen internasional Indonesian Masters, pebulu tangkis Vita Marissa ingin memperbaiki aspek nonteknis ketika menjadi pelatih.
Rencananya, Vita akan menjadi pelatih di klub PB Djarum, tempat dia bernaung saat ini. Vita merasa, 28 tahun sudah cukup baginya untuk berkarier di olahraga tepok bulu tersebut.
Menginjak usia 34 tahun, Vita mulai berpikir untuk membagi ilmu bulu tangkis yang dimilikinya kepada para pemain muda Indonesia. Menurut dia, Indonesia merupakan gudang pemain bulu tangkis berpotensi.
"Aspek teknik kita sudah punya. Indonesia tuh kurang apa sih? Lihat saja senior-seniornya. Kita punya mantan pemain yang juara dunia semua," kata Vita di Graha Cakrawala, Malang, Sabtu (5/12/2015).
"Saya ingin memperbaiki segi non-teknis. Misalnya, tujuannya apa jadi pemain, bagaimana motivasinya, sampai titik mana kita bisa puas?" ujar Vita.
Pemain spesialis ganda tersebut mengaku sedih jika tidak bisa bermain bulu tangkis lagi.
"Tetapi Tuhan sudah menunjukkan jalan buat saya. Di turnamen ini, saya bisa sampai babak semifinal. Tetapi, sekarang waktunya sudah tepat. Makanya sekarang saya ingin share ilmu yang saya punya untuk bekal pemain-pemain muda dengan menjadi pelatih," ujar Vita.
Vita menutup langkahnya di turnamen Indonesian Masters 2015 dengan manis. Bersama Komala Dewi, Vita berhasil menembus babak semifinal. Langkah mereka terhenti setelah kalah dari Yu Yang/Tang Yuanting (China), 10-21, 8-21.
Meski sudah pensiun dari persaingan internasional, Vita mengaku tetap siap jika diminta membantu pemain junior berlaga di sirkuit nasional.
Saat masih aktif bermain, Vita merupakan salah satu pemain multi-talenta yang dimiliki Indonesia. Tak cuma bersinar di ganda putri, Vita pun mahir bermain di sektor ganda campuran.
Bersama Liliyana Natsir, Vita pernah menjadi juara ganda putri di ajang China Masters 2007 dan Indonesia Terbuka 2008.