Prestasi Akhir Tahun PABBSI Para Atlet Menerima Bonus
Menutup tahun 2015, PB PABBSI yang menaungi tiga disiplin cabang olah raga mencatat prestasi mengagumkan
Editor: Toni Bramantoro
ist
Ketua Umum PB PABBSSI, Rosan P Roeslani bersama para atlet penerima penghargaan di Kantor PB PABBSI, Senayan, Kamis (10/12)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menutup tahun 2015, PB PABBSI yang menaungi tiga disiplin cabang olah raga mencatat prestasi mengagumkan.
Atas prestasi tersebut, Ketua Umum PB PABBSI Rosan P Roeslani, Kamis (10/12), di Kantor PABBSI, Senayan, Jakarta, memberikan penghargaan berupa bonus uang kepada atlet-atlet yang meraih medali.
Apresiasi tersebut berupa uang tunai sebesar Rp 30 juta bagi peraih emas, dan Rp 15 juta bagi perebut medali perunggu.
Di binaraga, dua atlet yang berlaga di Kejuaraan Dunia Binaraga (WBPF) di Bangkok, Thailand, 24-30 November, mencetak prestasi.
Binaragawan lawas, Syafrizaldi yang sudah berusia 50 tahun, meraih dua medali sekaligus, yakni medali emas di kelas Master 75 kg dan perunggu di kelas Terbuka 75 kg.
Sedangkan atlet lain, Jefri Wuaten merebut perunggu di kelas Terbuka 60 kg.
Bonus juga diberikan kepada lifter cabang angkat berat. Pada kejuaraan dunia angkat berat 2015 di Luksemburg, dua lifter meraih medali. Sri Hartati yang turun di kelas 57 kg merebut emas setelah mampu mengangkat total berat 537,5 kg.
Cewek asal Lampung itu memengangkat barbel seberat 210 kg untuk angkatan squat, kemudian jenis angkatan bench press 135 kg, dan dead lift 192,5 kg. Satu lifter lain, Noviana Sari merebut medali perunggu di kelas 63 kg dengan total angkatan 570 kg.
"Apresiasi ini untuk menghargai prestasi para atlet. Apalagi, dua catatan prestasi ini diraih atlet dari dua cabang di luar angkat besi. Ini membuktikan, tidak ada anak tiri di PABBSI. Semua dapat perhatian sama. Hanya saja, angkat besi akan diprioritaskan karena menjadi andalan ke Olimpiade Rio dengan target medali emas," ujar Rosan kepada media.
Selain memberikan penghargaan, Rosan juga menegaskan dukungan kepada binaraga dan angkat berat untuk mengikuti kejuaraan Asia dan juga kejuaraan dunia yang berlangsung tahun 2016.
Sementara itu, Rosan juga memuji prestasi di cabang angkat besi. Keberhasilan meloloskan tujuh lifter ke Olimpiade Rio 2016 usai kualifikasi terakhir di Houston, AS, merupakan peningkatan ketimbang lima lifter pada Olimpiade London 2012.
Oleh sebab itu, Rosan berharap peluang ini dimanfaatkan dalam tujuh bulan tersisa untuk memaksimalkan peluang agar target satu medali emas di Olimpiade Rio bisa diwujudkan.
Apalagi, menurut manajer tim angkat bnesi, Alamsyah Widjaya, para lifter Indonesia masih memiliki kendala berupa power dan speed untuk bersaing di level dunia.
"Potensi ini harus dimaksimalkan. Saya akan memberikan dukungan maksimal, terutama untuk mengatasi kendala power dan speed pada lifter agar bisa mencapai target," tambah Rosan, yang juga baru terpilih sebagai Ketua Kadin (Kamar Dagang dan Industri Indonesia).