Kemenpora Mengaku Dua Kali mendapat Teguran OCA Soal Lambannya Persiapan AG 2018
Gatot Dewabroto mengakui Kemenpora sudah mendapat dua kali surat teguran dari Dewan Olimpiade Asia terkait lambannya persiapan
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, AMBON - Deputi Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora, Gatot Dewabroto mengakui Kemenpora sudah mendapat dua kali surat teguran dari Dewan Olimpiade Asia terkait lambannya persiapan pelaksanaan Asian Games 2018.
Dalam surat itu, OCA mempertanyakan keseriusan Indonesia untuk melaksanakan pesta olahraga empat tahunan negara Asia karena belum dimulainya pembangunan kolam renang, velodroom dan perkampungan atlet.
"Ya, kita memang sudah dua kali mendapat surat teguran yang saya sebut "surat cinta" dari OCA. Tetapi, kita sudah menjawab kedua surat itu dan menjelaskan akan segera melakukan pembangunan kolam renang, velodroom dan perkampungan atlet," kata Gatot S.Dewabroto saat menjadi pembicara dalam Rakernas SIWO PWI di Ambon-Maluku, Sabtu (12/12).
Menurut Gatot, pembangunan kolam renang dan velodroom di kompleks Gelora Bung Karno dan perkampungan atlet di Kemayoran Jakarta belum bisa dilakukan karena menyangkut mekanisme pengajuan anggaran.
Bagi Gatot yang juga juru bicara Kemenpora, surat teguran itu wajar. Sebab, OCA ingin memastikan pelaksanaan Asian Games di Indonesia berlangsung sukses.
"Wajar OCA memberikan teguran itu. Karena, OCA ingin memastikan Asian Games bisa terlaksana di Indonesia," katanya.
Dalam rakernas itu, Gatot juga memastikan Kemenpora akan memberikan bantuan pembuatan lapangan sepakbola kepada Maluku.
"Saya sudah menghubungi bidang sarana dan prasarana dan bisa dipastikan Maluku mendapatkan bantuan pembuatan lapangan sepakbola. Bantuan senilai Rp190 juta per lapangan itu bisa diperoleh bilamana sudah terpenuhi persyaratan yang ditentukan yakni lahan yang diperuntukan bagi pembangunan bukan lahan sengketa dan milik perorangan," jelasnya.
Ketika disinggung masalah keinginan Maluku untuk memiliki padepokan tinju dalam upaya mengembalikan kajayaannya, Gatot mempersilahkan.
"Maluku memang cukup terkenal melahirkan petinju berprestasi di internasional seperti Ellyas Pical dan Wiem Gomas. Jadi, silahkan saja diajukan untuk anggaran bantuan 2017 karena memang kita memang berkeinginan membangun prestasi olahraga di Provinsi sesuai potensinya," jawabnya.