Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Anton Sihombing: Komisi Tinju Indonesia Setuju BOPI Dibubarkan

Rekomendasi pembubaran Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) yang diusulkan Menpan RB Yuddy Chrisnandi kepada Presiden Jokowi mendapat dukungan

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Anton Sihombing: Komisi Tinju Indonesia Setuju BOPI Dibubarkan
tribun jakarta/glery lazuardi
Ketua KTI, Anton Sihombing (baju putih) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) diusulkan Menpan RB Yuddy Chrisnandi untuk dibubarkan ternyata mendapat dukungan dari masyarakat olahraga profesional Indonesia.

"Rekomendasi Menpan sangat realistis. Keberadaan BOPI tidak ada manfaatnya bagi masyarakat olahraga profesional Indonesia," kata Ketua Komisi Tinju Indonesia (KTI), Anton Sihombing di Jakarta, Selasa (16/2).

Menurut Anton yang juga anggota Komisi V DPR RI, BOPI yang awalnya bernama BAPOPI dan berubah jadi BP2OPI tidak jelas menjalankan tugas dan fungsinya. Bahkan, Anton menyebut BOPI hanya menghambur-hamburkan uang negara. "Ratusan miliar dana dihabiskan BOPI tapi tak ada manfaatnya sama sekali bagi olahraga profesional Indonesia," ujarnya

Sebagai contoh, kata Anton yang juga promotor itu, peran BOPI tidak ada dalam melahirkan petinju profesional yang berhasil meraih gelar juara dunia, Asia Pasifik, OPBF.

"Dulu saat Elly Pical jadi juara dunia kelas bantam IBF, M Rachman dan Nico Thomas meraih gelar juara dunia kelas terbang mini IBF tak ada BOPi. Begitu juga Chrisjon jadi juara kelas layang ringan WBA. Semua itu berkat peran masyarakat tinju profesional dan KTI yang merupakan satu-satunya badan tinju profesiobal," kata Anton.

Lebih jauh Anton menyebut tidak sedikit dana yang dikeluarkan untuk menjadikan Chris John menjadi juara dunia. Semua itu diawali dengan ditunjuknya Indonesia sebagai tian rumah konvensi WBA sehingga Chris John dapat kesempatan bertanding melawan petinju Kolumbia, Oscar Leon untuj memperebutkan juara kelas layan ringan ad intern di Bali 2003.

"Kalau tidak ada Konvensi WBA yang diprakarsai KTI itu tak bakal terwujud pertandingan itu. Semua itu diberikan WBA berkat lobi-lobi KTI. Saat itu, KTI mengupayakan dana pelaksanaan konvensi sendiri tanpa ada bantuan dana pemerintah apalagi BOPI," ujarnya.

BERITA REKOMENDASI

Atas pertimbangan tidak adanya manfaat keberadaan BOPI itulah, kata Anton, tidak salah jika Presiden Jokowi menyetujui rekomodasi dari Menpan RBB tentang pembubaran BOPI.

"Biarkan, kami sebagai masyarakat olahraha profesional Indonesia yang menurus dirinya sendiri. Kalau pun mau ada badan olahraga profesional sebaiknya dibentuk dari masyarrakat profesional itu sendiri tanpa mengunakan APBN," jelasnya.

Ditambahkan Anton, ketidak mampuan BOPI dalam menjalankan tugas dan fungsinya karena orrangg-oran yang duduk sama sekali bukan dari kalanan olahraga profesiona;l. Bahkan dia menyebut menurus BOPI sekarang sama sekali tidak menerti olahraga profesional.

"Dulu ketika tinju profesional maju mereka sibuk mengurus tinju. Sekaran pengurus BOPI menurus sepakbola yang kini sudah menalami kehancuran," terang Anton.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas