Equestrian Asian Games 2018 Perebutkan 8 Medali Emas
Pentas equestrian Asian Games XVIII/2018 memperebutkan delapan medali emas.
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Pentas equestrian Asian Games XVIII/2018 memperebutkan delapan medali emas.
Rinciannya, masing-masing dua medali emas dari kompetisi perorangan dan tim nomor dressage (tunggang serasi), jumping (lompat rintangan), dan eventing (trilomba). Dua medali emas lainnya dari nomor endurance (ketahanan).
Perebutan enam medali emas dari kompetisi perorangan dan tim dressage, jumping dan eventing, bisa dilakukan di arena perlombaan utama yang akan dibangun di kompleks gelanggang pacuan kuda Pulo Mas, Jakarta Timur.
Namun, untuk perebutan dua medali emas nomor endurance, tidak dapat dilakukan di sana.
Kenapa? "Ya, karena endurance dilombakan dengan menempuh jarak 120 kilometer. Jadi tidak mungkin dilombakan di Pulo Mas," jelas Mohammad Chaidir Saddak, Ketum PP Pordasi.
Ada pemikiran endurance perorangan dan tim ini dilakukan di daerah Bogor atau Bandung.
"Nanti kita lihat, sepertinya ada daerah di Pemkab Bogor yang memungkinkan. Kita harus melakukan peninjauan ke sana, lalu ketemu pejabat yang berwenang untuk kepastiannya," ujar Ketum PP Pordasi seraya tertawa.
"Myanmar yang negara kecil itu saja bisa menggelar endurance di SEA Games 2013, lucu kalau kita nggak bisa," kata Eddy Saddak.
"Nomor endurance ini sangat disukai oleh mayoritas pelaku berkuda Asia. Mereka menganggapnya sebagai sport of Asia," papar Ketum PP Pordasi.
Kepastian delapan emas yang diperebutkan di equestrian Asian Games XVIII/2018 tersebut disepakati pada Kongres Federasi Equestrian Asian (AEF) yang berlangsung pekan lalu di Pattaya, Thailand.
Eddy Saddak dan Sekjen PP Pordasi, Wijaya Mithuna Noeradi, menghadiri kongres tersebut. Mereka bahkan menjadi peserta aktiv, mengingat Asian Games XVIII/2018 digelar di Indonesia dan equestrian menjadi cabor resmi.
"Peserta Kongres sangat mengapresiasi apa yang kita usulkan, termasuk kelas-kelas dan nomor yang akan dipertandingkan di Asian Games XVIII/2018 nanti. Mereka salut dan menghormati keterbukaan dari kita. Transparansi yang kita bawa tampaknya sangat menggungah mereka," papar Eddy Saddak, sapaan Ketum PP Pordasi itu.
"Kata mereka, Indonesia membawa sejarah baru di Kongres AEF. Mereka terkesan karena baru pertama kali ini membahas secara terbuka masalah kelas dan nomor-nomor yang akan dipertandingkan. Sebelumnya tidak pernah," tutur Eddy Saddak. tb