Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Tetap di Pulomas, ke Tegalwaton atau Pangandaran?

event berikutnya dalam kalender kegiatan reguler Komisi Pacuan PP Pordasi adalah Kejuaaraan Minang Derby VII

Penulis: Toni Bramantoro
zoom-in Tetap di Pulomas, ke Tegalwaton atau Pangandaran?
ist
Elingprigel Eclipse saat memenang Jakarta Derby, Juni di Pulomas. Terlihat dalam foto, Ir.H.M.Munawir, Ir.Iman Hartono, dan Noviardi Sikumbang 

TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Setelah gelaran Piala Pertiwi yang sukses dilaksanakan pada Minggu (1/5) di Pulo Mas, event berikutnya dalam kalender kegiatan reguler Komisi Pacuan PP Pordasi adalah Kejuaaraan Pacuan Kuda Minang Derby VII, yang sekaligus menjadi seri ke-2 dari Piala Tiga Mahkota (Triple Crown).

Pacuan Kuda Minang Derby VII/2016 ini diagendakan di arena pacuan kuda Pulo Mas, sebagaimana gelaran seri pertama Piala Tiga Mahkota pada 27 Maret lampau.

Namun, menyusul adanya rencana pembangunan sarana equestrian Asian Games XVIII/2018, pelaksanaan Minang Derby VII/2016 menjadi tanda-tanya.

Pasalnya, ada kemungkinan pembangunan sarana berkuda ketangkasan AG XVIII/2018 tersebut dilaksanakan bulan Juni mendatang, yang berarti sudah ada persiapan dari kontraktor pembangunannya sejak sekarang ini.

Jajaran pengurus PP Pordasi dan komunitas berkuda pacuan daerah sendiri masih belum yakin jika pembangunan sarana berkuda ketangkasan AG XVIII/2018 tersebut akan dilaksanakan secepatnya.

Ini karena adanya ketentuan dari Federasi Equestrian Internasional (FEI) dan Komite Olimpiade Asia (OCA), bahwa pembangunan sarana equestrian AG XVIII/2018 itu harus mendapatkan persetujuan dari PP Pordasi selaku NF equestrian di Indonesia.

Intinya, PP Pordasi harus dilibatkan dalam pembuatan desain dari sarana atau venue equestrian AG XVIII/2018 itu. Desain atau rancangan yang sudah dimiliki oleh PT Pulo Mas Jaya selalu pengembang, tidak bisa dipaksakan untuk direalisasikan.

Berita Rekomendasi

Desain tersebut dibuat dengan tidak melibatkan PP Pordasi. Apalagi, desain itu dibuat dengan menghilangkan fungsi dari trek pacuan yang sudah ada.

"Pembangunan sarana equestrian itu benar-benar harus diperhitungkan secara matang," ujar Ketua Umum PP Pordasi Mohammad Chaidir Saddak, Minggu (1/5), di sela-sela Kejuaraan Pacuan Piala Pertiwi di Pulo Mas.

"Tak masalah jika dibangun di Pulo Mas, akan tetapi memang jangan sampai menghilangkan fungsi dari pacuannya," kata Ketua Komisi Pacuan PP Pordasi, Ir.H.M.Munawir.

Tokoh olahraga yang bersahabat baik dengan Sinyo Haryanto, ayah kandung pebalap F1 Indonesia Rio Haryanto, itu, menyatakan PT Pulo Mas Jaya tak boleh terburu-buru dalam melaksanakan pembangunan sarana equestrian AG XVIII/2018 itu.

"Harus dikomunikasikan dan dikoordinasikan secara baik dengan insan berkuda secara keseluruhan, utamanya PP Pordasi," jelas Munawir, pemilik Tombo Ati Stable yang sebelumnya menekuni dunia balap itu.

Kendati demikian, ungkap Eddy Saddak dan Munawir, jika pembangunan sarana equestrian nantinya sudah dimulai, PP Pordasi tetap akan memperjuangkan kalender kegiatan yang sudah tersusun dapat diselenggarakan dengan baik. Termasuk event Minang Derby VII/2016 yang menjadi seri 2 Piala Tiga Mahkota 2016.

"Seandainya memang sudah tak bisa dilombakan di Pulo Mas, Minang Derby kali ini harus dipindahkan pelaksanaannya," ujar Eddy Saddak.

Dan, dia melihat venue di Legok Jawa, Cimerak, Pangandaran, bisa menjadi alternatif. Venue berkuda pacuan PON XIX/2016 ini disebut-sebut sebagai venue pacuan terbaik sekarang ini.

Namun, kata Munawir, Tegalwaton di Salatiga bisa juga dipertimbangkan. "Trek Tegalwaton juga bagus, mayoritas peserta mungkin lebih memilih ke Salatiga," papar Munawir. tb

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas