Nara Asmara di Jalur Triple Crown
Nara Asmara, kuda milik Ir.Faisal dari Rajawali Stable, Sumbar, memenangi Kelas 3 Tahun Derby jarak 1600 meter
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBBUNNEWS, COM. JAKARTA - Nara Asmara, kuda milik Ir.Faisal dari Rajawali Stable, Sumbar, memenangi Kelas 3 Tahun Derby jarak 1600 meter yang menjadi nomor utama pada Kejuaraan Pacuan Minang Derby sekaligus seri II Piala Tiga Mahkota, Minggu (22/5) di arena pacuan kuda Pulo Mas, Jakarta Timur.
Nara Asmara yang ditunggangi joki N.Suryana mencatat waktu tercepat 1.40,48 dt untuk merebut Piala Gubernur Sumbar dan alokasi terbesar dari hadiah Rp 50 juta yang disediakan di kelas ini. Nara Asmara yang diunggulkan di peringkat teratas mengungguli kuda andalan dari Eclipse Stable, Solo, yakni Natalma Eclipse, yang harus puas menjadi runner-up.
Natalma Eclipse, yang ditunggangi joki M.Soleran, diunggulkan di urutan kedua dan sejak awal dua kuda dari jenis Betina Napas itu memang diperkirakan akan beradu-cepat dengan Nara Asmara. Keduanya bersaing ketat sejak awal perlombaan dan baru di 50 meter terakhir Nara Asmara memenangi sprint.
Dengan kemenangannya di Kelas 3 Tahun Derby jarak 1600 meter ini maka Nara Asmara masih berada di jalur peraihan Triple Crown atau Piala Tiga Mahkota, yang menjadi supremasi kuda pacuan.
Piala Tiga Mahkota adalah piala bergengsi yang diperebutkan bagi kuda yang sukses memenangi tiga kelas derby di jarak berbeda dalam satu musim kompetisi, yakni 1200 meter, 1600 meter dan 2200 meter.
Nara Asmara sebelumnya sukses memenangi Kelas 3 Tahun Derby jarak 1200 meter yang diperebutkan di Kejuaraan Piala Tiga Mahkota seri 1, 27 Maret lampau di Pulo Mas.
Waktu itu, Nara Asmara yang tidak diunggulkan bahkan mampu mengungguli Natalma Eclipse yang menjadi unggulan pertama.
Jika Nara Asmara mampu merebut gelar di seri III Piala Tiga Mahkota, Derby jarak 2200 meter, maka ia berhak atas Piala Tiga Mahkota tersebut.
Menurut rencana, seri terakhir Triple Crown ini digelar Juli mendatang. Kuda terakhir yang berhasil memenangi Triple Crown ini adalah Djohar Manik, di tahun 2014.
Djohar Manik sendiri sudah "naik kelas" dan dua tahun terakhir berlari di kelas terbuka. Kuda andalan yang menjadi "milik bersama" Aragon dan Tombo Ati Stable di Kejuaraan Piala Tiga Mahkota seri-1, Maret lalu, tampil perkasa dengan mencapai finis di urutan pertama, mengalahkan P Bintang Timur dan My Bro.
Namun, di Minang Derby ini, Djohar Manik yang tetap ditunganggi joki J.Turangan, mencapai finis di urutan kedua setelah Red Silanos, sesama kuda KP5 dan setahun lebih tua.
Red Silanos, yang pernah menjadi kuda termahal, adalah andalan "duet" Karina & Karisa Saddak dari Aragon Stable.
Di Kelas A Terbuka Nominasi PON XIX/2016 ini hanya empat kuda yang ambil bagian, yakni Red Silanos, Djohar Manik, Elingprigel Eclipse, dan Century Manglayang. Persaingan di kelas ini bisa dikategorikan "Star of Star" karena keempat kuda yang berseteru sama-sama pernah menjadi bintang dan mengoleksi banyak gelar.
Red Silanos memegang rekor 15-4-3 gelar dari total 25 kali penampilannya, sebelum Minang Derby ini, sementara Djohar Manik mencatatkan 14-1-1 dari 16 kali penampilannya, Elingprigel Eclipse 7-4-0 dari 17 kali tampil, dan Century Manglayang 6-6-0 dari 20 kali tampil.