Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Steven Setiabudi Musa: Disiplin Harga Mati Bagi Atlet Gulat DKI

Disiplin adalah harga mati untuk seorang atlet. Keberhasian prestasi, kata kuncinya, ada pada disiplin.

Penulis: Toni Bramantoro
zoom-in Steven Setiabudi Musa: Disiplin Harga Mati Bagi Atlet Gulat DKI
ist
Steven Setiabudi Musa dan pengurus PGSI Pengprov DKI Jakarta di depan atlet gulat DKI Jakarta 

TRIBUNNEWS, COM.JAKARTA - Disiplin adalah harga mati untuk seorang atlet. Keberhasian prestasi, kata kuncinya, ada pada disiplin.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Pengprov PGSI (Persatuan Gulat Seluruh Indonesia) DKI Jakarta, Steven Setiabudi Musa saat berkunjung ke markas latihan Pelatda Gulat DKI di Kompleks Olahraga Ragunan, Jakarta Selatan, Senin (13/6).

Hadir dalam acara tersebut, semua pelatih gulat DKI, dan para pengurus Pengprov PGSI yang terus mendorong agar tim gulat DKI bisa tampil maksimal dalam PON IXX Bandung September mendatang.

Tim gulat DKI terdiri dari 12 orang. Mereka masing-masing, M. Irfan Saputra, Arjuna Bina Pasaribu, Rahman Joko Triyono, Andika Sulaiman, Lotus Malino Sihombing, Deddy Rukmana, Nur Rusli, Elipitus Siregar, Erikson Tambunan, Surya Purnama Adjie, Rizki Darmawan, dan Lutfi Azhar.

Para pegulat DKI ini mulai pekan depan akan ditempa oleh dua pelatih asal Iran, yakni Vahid Babat, dan

Mirzaei Mahdi Rostam. Mereka akan tiba di Jakarta pada 20 Juni mendatang. Saat ini, atlet gulat persiapan PON XIX DKI Jaya ditangani oleh tiga pelatih gulat senior, yakni Sahat

Linson Simanjuntak Spd, Amirudin, dan Hendry Ekowardo. Tim gulat DKI Jaya di PON XIX tersebut akan dimanajeri oleh Drs Paruntungan Sianturi.

BERITA REKOMENDASI

Ketua Pengprov PGSI DKI Jaya Steven Setiabudi Musa sambutan di hadapan para pegulat pelatda dan PPLP DKI Ragunan mengatakan, hanya

atlet yang disiplinlah yang dapat meraih prestasi terbaik dalam kariernya. Tidak ada atlet yang berprestasi tanpa disiplin. Karena itu disiplin menjadi kaca kunci keberhasilan bagi atlet apapun.

Oleh karena itu, Steven yang didampingi Sekum PGSI DKI Wilbertus Sihotang dan sejumlah pengurus teras lainnya, menyayangkan masih adanya pegulat persiapan PON XIX DKI Jaya yang berat badannya jauh di atas berat ideal di kelasnya. Kelebihan berat badan itu tak cuma satu-dua kilo, namun sampai 6-7 kg.

Perlu latihan keras dan disiplin untuk penyesuaian makanan untuk mengurangi berat badan hingga sampai ke berat yang semestinya.

"Kami di kepengurusan sudah sepakat, tidak akan untuk mencoret atlet yang karena tidak disiplin berat badannya tidak masuk di kelasnya," tegas Steven Setiabudi Musa, yang juga Anggota DPRD DKI dari Komisi E itu.


Mantan wartawan olahraga "Suara Pembauran" ini juga mengaitkan soal disiplin dengan tanggung jawab menggunakan uang rakyat.

Dia mengatakan, “Yang kalian pakai untuk latihan ini adalah uang rakyat, bukan uang kalian, bukan juga uang siapa-siapa. Karena itu pertanggungjawabkan uang rakyat ini dengan prestasi sebagai bukti bahwa kalian disiplin, giat berlatih, dan akhirnya meraih medali emas,” Maka tanggung jawab seluruh anggota tim pegulat DKI untuk PON IXX adalah sangat berat. Beban itu sekarang ada di pundak kalian semua.

Pengprov PGSI DKI Jakarta pada PON mendatang menargetkan, dua medali emas. Target ini berangkat dari realitas prestasi yang dicapai pada Pra PON IXX yang lalu di Semarang. Prestasi pegulat DKI pada Pra PON lalu adalah satu medali emas dan dua medali perak. Steven mengharapkan semua pegulat DKI yang lolos ke PON haruslah bisa mencita-citakan meraih medali emas. Sebab, lolos ke Pra PON artinya kalian dianggap layak untuk meraih prestasi terbaiknya dengan merebut medali emas. tb

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas