Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Kisah Jatuh Bangunnya Triady Fauzi Hingga Bisa Rebut 8 Emas di PON 2016

Triady sempat dijuluki manusia air tercepat se Asia Tenggara setelah secara mengejutkan berhasil menyumbang tiga medali emas pada ajang Sea Games 2013

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Ravianto
zoom-in Kisah Jatuh Bangunnya Triady Fauzi Hingga Bisa Rebut 8 Emas di PON 2016
taufik ismail/tribunnews
Triady Fauzi Sidiq menjadi atlet terbanyak yang menyumbangkan emas untuk kontingennya di PON 2016 Jabar. Perenang itu memborong delapan emas. 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Perenang Jawa Barat, Triady Fauzi Sidiq memborong delapan emas di PON 2016.

Raihan tiga medali pada pertandingan hari terakhir, Selasa (20/9/2016) menggenapkan koleksi sumbangan medali Triady untuk Jawa Barat menjadi 8 emas, satu perak, dan satu perunggu.  

Triady sempat dijuluki manusia air tercepat se Asia Tenggara setelah secara mengejutkan berhasil menyumbang tiga medali emas pada ajang Sea Games 2013 lalu.

Sayang prestasinya melorot pada Sea Games 2015 di Singapura.

Namun di dalam negeri kepiawaian pria kelahiran 19 September 1991 tersebut dalam urusan renang tidak usah di ragukan.

Kepada Tribunnews usai pertanding hari terakhir cabang renang PON XIX Jabar, Triady menceritakan persiapannya menjelang pertandingan.

Menurutnya agar kondisi badan bugar dan fit menghadapi pertandingan, ia menjaga asupan makan. Bahkan kadang ia memasak sendiri makanan sebelum bertanding.

Berita Rekomendasi

"Sebelum bertanding lebih dijaga saja makanan," katanya.

Selain itu penyuka makanan telor dadar tersebut mengatakan sebelum bertanding ‎ia harus istirahat cukup. Tidur enam hingga delapan jam pada malam sebelum pertandingan membuat kondisinya bugar.

"Dan biasanya kalau saya, sebelum bertanding minum pre-workout," ‎paparnya.

Anak pasangan Hasan Basri dan Tin Jubaidah tersebut mengatakan pertamakali dikenalkan dengan olahraga renang ketika umur tujuh tahun.

Menurutnya saat itu ayahnya iseng mengajaknya ke kolam renang. Melihat dirinya yang antusias, sang ayah lalu memasukan ikut les renang.

‎"Pertama mengenal renang pada saat tujuh tahun, itu juga awalnya iseng," katanya.

Ia kemudian baru terjuan ke dunia profesional pada tahun 2003.

Ia ikut berbagai perlombaan namun belum pernah menang. Prestasi baru terukir sejak ia masuk Pelatnas pada tahun 2009.

"Dari 2003 tapi belum dapat apa-apa dari situ saya berlatih terus," katanya.

Setelah gelaran PON Jabar, pria lulusan Sekolah Tingi Ilmu Keguruan dan Pendidikan ‎(STIKIP) tersebut mengaku akan fokus berlatih untuk ajang Sea games tahun depan. Selain itu ia pun akan giat berlatih agar dapat masuk final Asian Games 2018.

"Seiring berjalannya waktu saja, saya engga muluk-muluk tampil di olimpiade, yang paling dekat saja di depan Sea games dan Asian games," katanya.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas