Menpora Imam Nahrawi Pecat Pegawainya karena ''Cuitan'' soal PON
Imam Nahrawi memecat staf yang masuk ke akun Twitter @imam_nahrawi dan menulis cuitan tentang Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016.
Penulis: Taufik Batubara
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi memecat staf yang masuk ke akun Twitter @imam_nahrawi dan menulis cuitan tentang Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016.
"Saya sudah pecat orangnya. Ada orang yang masuk ke akun saya, di-hack," kata Imam Nahrawi usai menggelar jumpa pers di Media Center Utama PON XIX di Trans Luxury Hotel Bandung, Jumat (23/9/2016), sebagaimana dikutip SuperBall.id dari laman resmi PON XIX.
Staf yang dipecat tersebut, menurut Imam, bertugas di bagian media Kementerian Pemuda dan Olahraga.
"Saya seharian rapat di Istana, baru malam hari saya tahu bagaimana komentar netizen yang luar biasa itu, akhirnya tadi malam saya selidiki orangnya dan langsung saya cepat," tegas Imam.
Imam Nahrawi mengaku mempekerjakan staf khusus untuk mengelola akun media sosialnya karena kesibukan yang padat sebagai Menpora.
"Saya tahu komentarnya seperti itu, tapi sekali lagi jangan jadikan itu sebagai pemicu, tapi bagaimana fakta di lapangan betul-betul menjadi evaluasi," katanya tentang cuitan stafnya itu.
Sebelumnya, akun Twitter milik Imam Nahrawi, @imam_nahrawi, pada Selasa (20/9/2016) mengunggah cuitan "#PON2016 punya tagline bagus; Berjaya di Tanah Legenda. Kejarlah kejayaan dg jalan yg benar. Jangan Curang di Tanah Legenda".
Cuitan tersebut menyinggung tuan rumah PON XIX, Jawa Barat yang belakangan dituding mendapat dukungan dari para wasit.
Meski begitu, Imam kemudian menyampaikan permohonan maaf karena cuitan di akun Twitter-nya itu.
Evaluasi PON
Selain masalah cuitan itu Imam mengungkapkan pula hasil evaluasi terhadap pelaksanaan PON XIX/2016 Jawa Barat.
Menurut Imam, sejauh ini pelaksanaan event olahraga nasional itu sudah berjalan baik.
Menpora menuturkan, evaluasi ini sangat berimbas positif pada penyelenggaraan PON XIX yang masih tersisa beberapa hari lagi.
Imam bisa memaklumi, Jawa Barat sebagai penyelenggara pesta olahraga tingkat nasional tentunya mengalami beberapa hal atau masalah di luar kemampuan penyelenggara.
"Kami dari kementerian meminta kepada KONI agar terus mengawasi, memantau, dan melaporkan soal-soal yang ada di lapangan dan menyelesaikan bersama PB PON dan setiap cabor (cabang olahraga), dengan cepat dan tidak boleh tertunda," harap Imam.
Menurut Menpora, hasil rapat evaluasi antara Kemenpora dan PB PON XIX juga muncul masukan dari chef de mission agar ke depan prestasi atlet yang berprestasi di ajang tersebut harus didorong secara maksimal sebagai bahan persiapan Indonesia untuk berlaga di ajang olahraga tingkat internasional.
"Pemerintah akan memantau setiap juara, sehingga nanti kita konsentrasikan di pelatnas."
"Jadi Hasil PON ini akan menjadi momentum menyeleksi atlet hebat untuk kita siapkan di Asian Games 2018 dan Olimpiade 2020," kata Imam.
Pelaksanaan PON XIX ini, imbuh Imam, juga menjadi pelajaran berharga bagi daerah lainnya bahwa menjadi tuan rumah PON bukanlah hal yang mudah.
"Seperti pembiayaan PON XIX itu ditangani oleh Pemprov (Jabar) lewat APBD-nya, sekitar Rp 2 triliun."
"Pemerintah pusat hanya menyokong akomodasi, transportasi, honor, dan pengawasan sekitar Rp 130 miliar dan Peparnas."
"Sehingga bagi tuan rumah PON yang akan datang siap-siap untuk menyiapkan diri," pinta Imam.
Menpora berharap keberadaan venue atau tempat pertandingan yang dibangun untuk PON XIX bisa tetap dirasakan manfaatnya untuk ajang olahraga selanjutnya atau jangan sampai terbengkalai. (*)