Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

MotoGp Malaysia Horor di Tikungan 15

Yang paling dikhawatirkan para pebalap adalah perubahan sektor terakhir atau tikungan ke-15. Tikungan jenis chamber atau tikungan miring.

Penulis: Deny Budiman
Editor: Husein Sanusi
zoom-in MotoGp Malaysia Horor di Tikungan 15
MOTOGP.COM
Para pebalap MotoGP melakukan start pada balapan GP Malaysia di Sirkuit Sepang, Minggu (25/10/2015). 

TRIBUNNEWS.COM - Tikungan 15 di Sirkuit Sepang, Malaysia menjadi horor tersendiri bagi para pebalap yang akan berlaga dalam seri ke-17, Minggu (30/10).  Pihak penyelenggara memang membuat perombakan besar musim ini. 

Mereka tidak hanya melapisi seluruh permukaan sirkuit dengan aspal baru, tapi juga merombak sembilan bagian trek, yakni  di tikungan 1, 2, 3, 4, 5-6, 7-8,  9, 13-14, dan tikungan15.

Yang paling dikhawatirkan para pebalap adalah perubahan sektor terakhir atau tikungan ke-15. Tikungan jenis chamber atau tikungan miring, yang tepat berada di depan kanopi raksasa tribun utama sirkuit ini, sebelumnya cukup membuat nyaman pebalap dengan permukaan tingginya berada di sisi luar trek.

Setelah dirombak, bagian yang tinggi justru berada di sisi dalam trek. Hal itu dinilai membuat negative camber pada ban terlalu besar di bagian dalam. Perubahan itu sengaja dibuat untuk memaksa pebalap menurunkan kecepatan sebelum jalur lurus.  Selain itu, permukaan trek yang dibuat tinggi di bagian dalam tak lain untuk mengatasi masalah genangan air.

Perubahan tersebut memaksa pebalap mendapat tantangan baru setelah memacu motornya di trek lurus tikungan 14, lalu mengerem dengan kuat dan sedikit menanjak di tikungan 15, dan masuk ke lagi ke trek lurus menuju tikungan 1. Layout seperti itu tak ada di sirkuit manapun di musim ini.

Desainer Sirkuit Sepang, Jarno Zafelli mengakui perubahan itu pasti membuat para pebalap jadi merasa  sedikit aneh. "Perubahan terbesar selain perubahan aspal, adalah Turn 15. Di area tersebut, biasanya akan ada genangan air di bagian masuk dan keluar tikungan," tuturnya dikutip dari Crash.

"Untuk menghilangkan air, kami mengubah chamber (tikungan miring) meninggi di bagian dalam. Sekarang ada perbedaan ketinggian sebesar 1 meter dari sisi luar trek dibanding yang lama. Untuk membuatnya lebih menarik dan menantang bagi pembalap, seluruh tikungan saat naik hingga menuju keluar dibentuk seperti menanjak,"ujarnya.

BERITA TERKAIT

Tapi bagi para pebalap, tikungan akhir itu sekarang menjelma jadi semacam horor karena jadi rawan kecelakaan.

Pebalap Suzuki, Aleix Espargaro menyebut risiko kecelakaan di sana sangat besar. "Saya memakai sepeda menikung di sana, dan pedal saya bahkan menyentuh aspal. Tanjakannya sangat berat. Bagi saya seharusnya tidak dibuat seperti ini. Risiko kecelakaan sangat, sangat besar. Saya belum pernah melihat sudut seperti ini," ujarnya.

Pertanyaan senada dilontarkan adiknya, Pol Espargaro. Pebalap Monster Yamaha Tech3 ini juga mengingat faktor lainnya yakni ban depan Michelin yang sejauh ini masih liar, dan sering menyulitkan pebalap.

"Perubahan ini begitu besar. Kami tidak punya tikungan seperti ini sepanjang musim. Ini chamber yang negatif. Mungkin akan jelas mudah ketika berjalan, tapi bisa bayangkan ini dengan motor. Sangat berat," ungkapnya.

"Jika ingin membuat tikungan yang lebih cepat atau lebih menyenangkan, Anda harus buat chamber yang positif. Masalahnya adalah, di beberapa balapan kami masih menghadapi masalah dengan ban depan Michelin. Jadi di sini adalah alasan yang pasti mengapa kami bakal kembali kesulitan di bagian depan. Ini akan jadi tikungan paling krusial musim ini," ujarnya.

Alasan untuk mengatasi masalah genangan air itu dipertanyakan pebalap LCR Honda, Cal Crutchlow. Menurutnya, faktanya air masih saja masuk ke dalam bagian aspal.

"Sepertinya mereka bisa saja memperbaikinya. Saya tidak tahu. Tapi saat ada tiga motor di trek, kami benar-benar pelan, jauh dari lap times tahun lalu. Tapi, kami tahu cengkraman akan lebih baik saat trek bersih. Semoga cuaca akan tetap kering akhir pekan ini, tapi sepertinya itu tidak akan terjadi," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas