Sean Gelael Dapat Penghargaan Sebagai si Pemilik Helm dengan Desain Terbaik
Musim balap GP2 2016 telah berakhir dengan diselenggarakannya balapan seri ke-11 di sirkuit Yas Marina
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, ABUDHABI - Musim balap GP2 2016 telah berakhir dengan diselenggarakannya balapan seri ke-11 di Sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi, Uni Emirate Arab, Minggu (27/11). Pebalap Prema Racing Pierre Gasly tampil sebagai juara umum.
Namun, dua pebalap yang didukung Jagonya Ayam KFC Indonesia yakni Antonio Giovinazzi dan Muhammad Sean Gelael juga mendapat penghargaan.
Giovinazzi mendapat penghargaan sebagai pebalap rookie atau debutan terbaik. Musim ini, pebalap asal Italia itu finis di posisi kedua klasemen pebalap dengan 211 atau hanya terpaut delapan poin dari Gasly.
Selain sukses menempati peringkat dua, Giovinazzi cukup pantas dianugrahi penghargaan itu karena mampu memenangi lima seri balapan, yakni dua seri di GP Azerbaijan, dan masing-masing satu seri di GP Belgia, Italia, dan Malaysia.
“Ya tentu ini membanggakan buat saya. Hasil yang bagus meski saya agak kecewa tidak bisa menjadi juara dunia. Saya sudah memberikan yang terbaik dengan upaya 110 persen. Saya meminta maaf sekaligus terima kasih kepada fans, tim dan sponsor yang selama ini memberi dukungan penuh untuk saya,” jelas Giovinazzi.
Sementara itu, Sean mendapat penghargaan sebagai si pemilik helm dengan desain terbaik. Sean yang menyukai budaya hip hop amerika serikat menghiasi helmnya dengan gaya hip-hop yang didominasi warna emas.
Selain gambar kompas sebagai simbol dari orang-orang yang mendukungnya terjun ke dunia balap, ada juga gambar tokoh pebasket NBA Michael Jordan, petinju legendaris Muhammad Ali dan legenda kungfu asal Tiongkok Bruce lee.
“Buat saya ini adalah ekpresi dari seni, saya suka hip hop dan saya juga menampikan tokoh-tokoh inspiratif dunia yang menjadi idola saya. Tentu saya senang dengan penghargaan ini yang membuat saya kian termotivasi untuk meraih hasil lebih bagus lagi pada balapan mendatang,” papar Sean yang musim 2016 ini membela tim Pertamina Campos Racing.
Pada musim penuh pertamanya di GP2 ini, Sean mengaku banyak belajar baik dari kegagalan maupun saat dia berhasil meraih podium pertamanya di sirkuit Red Bull Ring, Austria.
Di klasemen akhir pebalap Sean berada di peringkat 15 dari total 26 pebalap dengan raihan 24 poin. Yang terpenting bagi Sean adalah bagaimana merasakan atmosfer persaingan yang ketat pada balapan GP2.
Semua pebalap GP2 berupaya menampilkan performa terbaik dan meraih hasil terbaik untuk mencapai tujuan naik kelas ke ajang balap kursi tunggal tertinggi, yakni Formula 1. GP2 hanya berada satu level di bawah Formula 1.
Karakter dan teknologi mobil yang digunakan nyaris sama. GP2 juga memiliki regulasi yang ketat bagi pebalap dan tim, sama halnya dengan F1. Karena itu ajang GP2 menjadi pembelajaran yang bagus untuk menuju F1.
Musim depan, Sean akan kembali membalap di ajang GP2. Pada pekan ini, Sean juga akan melakukan serangkain tes di sirkuit Yas Marina Abu Dhabi, sekaligus untuk menentukan pilihan tim yang akan dibelanya pada musim depan.
Tim Campos Racing, DAMS dan Arden Internasional masuk dalam opsi. Musim ini Campos Racing finis di posisi keenam klasemen tim dengan nilai 114. Sementara DAMS berada satu peringkat lebih baik yakni di posisi kelima dengan nilai 147. Adapun Arden berada di posisi juru kunci dengan nilai 12.