Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Induk Organisasi Keluhkan Terlambatnya Honor Pelatih Asing Persiapan Asian/SEA Games

Induk-induk organisasi (PB/PP) mengeluhkan masih adanya tunggakan gaji pelatih asing dan penggantian dana uji coba ke luar negeri

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Induk Organisasi Keluhkan Terlambatnya Honor Pelatih Asing Persiapan Asian/SEA Games
www.pon-peparnas2016jabar.go.id
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Induk-induk organisasi (PB/PP) mengeluhkan masih adanya tunggakan gaji pelatih asing dan penggantian dana uji coba ke luar negeri yang belum terselesaikan Satlak Prima dalam menghadapi persiapan SEA Games Malaysia 2017 dan Asian Games Jakarta-Palembang 2018.

"Sampai sekarang, kita masih saja menunggak pembayaran gaji pelatih asing yang menangani tim karate Indonesia. Pelatih asing yang dikontrak tahun 2016 selama setahun baru dibayar 3 bulan dan sisanya belum diketahui kapan diselesaikan. Begitu juga anggaran uji coba ke Austria," ungkap Manajer Tim Karate SEA Games Malaysia 2017, Zulkarnaen Purba di Jakarta, Jumat (9/12/2016).

Selain gaji pelatih asing yang per bulannya Rp60 juta dan biaya uji coba ke Austria, kata Zulkarnaen, honor atlit dan pelatih lokal untuk bulan Nopember 2016 juga belum dibayar.

"Biasanya atlit dan pelatih itu sudah menerima honor per bulan setiap tanggal 5 ke rekening pribadi masing-masing. Tetapi, sampai sekarang mereka bilang belum ada dipasok," ujarnya.

Adanya tunggakan honor pelatih asing juga diungkapkan Wakil Ketua Umun PB PODSI, Budiman. Dan, dia berharap Kemenpora bisa secepatnya menyelesaikan masalah tersebut.

"Saya tidak tahu pasti berapa bulan gaji pelatih asing yang belum dibayar. Yang pasti, gaji pelatih asing yang dikontrak tahun 2016 belum diselesaikan," katanya.

Ketika ditanyakan apakah masalah tunggakan tersebut sudah disampaikan kepada Ketua Umum Satlak Prima, Ahmad Soetjipto?

Berita Rekomendasi

"Kita sudah melaporkan masalah tunggakan gaji pelatih asing ke Satlak Prima. Tetapi, kita tidak bisa mendesaknya. Apalagi, kita memahami posisinya pak Cipto yang tidak punya kewenangan menyangkut masalah anggaran. Jadi, kita hanya berharap ada perhatian serius dari pemerintah," kata Zulkarnaen Purba.

Keberadaan Satlak Prima yang mengedepankan Sport Science, kata Zulkarnaen Purba, sangat membantu dalam upaya meningkatkan prestasi karate.

"Keberadaan Satlak Prima itu sangat membantu induk-induk organisasi (PB/PP) dalam meningkatkan prestasi atlit. Sayangnya, Satlak Prima tidak bisa bekerja mengoptimalkan dukungan sports science itu karena dukungan dana dari pemerintah yang begitu sulit saat ini. Mudah-mudahan saja ada perubahan kebijakan dan prioritas oleh pemerintah untuk men-support penuh seluruh program yang dibuat Satlak Prima dalam upaya memaksimalkan potensi atlit yang ada," paparnya.

Zulkaenaen Purba berharap seluruh kendala dana bisa secepatnya diatasi sehingga persiapan untuk menghadapi SEA Games 2017 dan Asian Games 2018 bisa tercapai sesuai target yang diinginkan pemerintah.

"Ibarat kita disuruh berperang tetapi tidak dibekali dengan senjata. Bagaimana kita bisa mengalahkan lawan yang jauh lebih siap? Bukan hanya cabang olahraga karate saja tetapi cabang olahraga lain yang masuk pelatnas juga berharap Kemenpora segera menyelesaikan kendala dana yang dihadapi. Jadi, kita bisa konsentrasi penuh untuk menjalankan seluruh program yang telah disusun bersama Satlak Prima," urainya.

Minta Bersabar

Secara terpisah, Ahmad Soetjipto meminta PB/PP bersabar mengenai masalah adanya tunggakan gaji pelatih asing, biaya uji coba dan terlambatnya gaji atlit.

"Saya minta PB/PP bersabar. Sebab, kita sudah mengajukannya masalah ini ke Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) di Kemenpora dan masih dalam proses," katanya.

Secara khusus mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) ini meminta kendala dana yang terjadi tidak mengurangi semangat seluruh atlet maupun pelatih dalam meningkatkan prestasinya.

"Kobarkan terus semangat untuk bisa memberikan yang terbaik. Yakin lah persoalan ini akan diselesaikan," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas