Pembangunan Jaya Raya Junior GP 2017: Pemain Unggulan Belum Terhadang
Para pemain unggulan kejuaraan bulutangkis Pembangunan Jaya Raya International Junior Grand Prix 2017 belum menemui hambatan berarti.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para pemain unggulan kejuaraan bulutangkis Pembangunan Jaya Raya International Yunior Grand Prix 2017 belum menemui hambatan berarti. Mereka belum terhadang lawan-lawan dan terus melaju untuk menuju podium juara.
Pada nomor tunggal putri U-19, pemain unggulan pertama, Pattarasuda Chaiwan juga melaju. Dalam laga hari kedua, Selasa (12/4), di GOR PB Jaya Raya, Bintaro Jaya, meski mendapat perlawanan sengit dari pemain Pelatnas Pratama Cipayung, Putri Ayu Desiderianti, pebulutangkis masa depan Thailand itu menang 22-20, 19-21, 21-15 dan lolos ke babak ketiga.
“Saya memang memasang target untuk bisa menjadi juara di sini. Memang tidak mudah, apalagi persaingan di sini juga berat,” ungkap Pattarasuda.
Unggulan kedua, Chananchida Jucharoen juga belum terganjal. Pemain Thailand ini pun melaju ke babak ketiga setelah mengatasi perlawanan pemain klub Jaya Raya, Debora Pungky Cahyadewi, 21-13, 21-17.
Sebaliknya, unggulan ketiga, Chasinee Korepap yang juga berasal dari Negeri Gajah Putih, malah gagal mengikuti langkah kedua rekannya. Dia secara mengejutkan disingkirkan pemain Singapura, Ming Hui Lim, 17-21, 21-16, 21-19.
Di luar kekalahan Chasinee itu, seluruh pemain unggulan merebut tiket ke babak ketiga. Unggulan keempat, Choirunnisa, pemain binaan klub Mutiara Cardinal Bandung yang kini ditarik menghuni Pelatnas Pratama di Cipayung, berhasil mengatasi Gabriella Juliana Zefanya Mantik, 21-19, 21-19.
Setali tiga uang dengan Asty Dwi Widyaningrum. Unggulan kelima asal klub Jaya Raya Jakarta ini walau harus berjuang tiga gim, akhirnya sukses mengatasi pemain Indonesia, Olivia Chelin Maria Kambey, 17-21, 21-11, 21-18.
“Bertemu dengan sesama pemain Indonesia itu selalu tidak mudah. Karena sudah sering bertemu di kejuaraan-kejuaraan lokal,” tutur Asty.
Unggulan keenam, Sri Fatmawati asal Jaya Raya, lolos ke babak ketiga dengan menekuk wakil India, Vaishnavi Reddy Jakka, 21-10, 21-15. Sementara unggulan ketujuh, Sally Fu (Selandia Baru) menang 21-17, 21-14 atas Mei Chen Lim (Malaysia) dan unggulan kedelapan, Banthita Khamsaitong (Thailand) menggusur penghuni Pelatnas Pratama di Cipayung, Eprilia Mega Ayu Swastika, 21-19, 21-19.
Kegagalan Eprilia Mega dan Putri Ayu ini tentu menambah berat pekerjaan rumah para pelatih tunggal putri pratama di Pelatnas Cipayung.
Apalagi, sebelumnya anggota Pelatnas Pratama yang lain, Savira Sandradewi malah lebih dulu tumbang di babak pertama setelah dihentikan Maharani Sekar Batari, wakil Indonesia, 21-18, 21-23, 16-21.
Menurut pelatih tunggal putri Pelatnas Pratama, Jeffer Rosobin, penampilan anak didiknya memang belum menggembirakan. Mereka belum bisa menampilkan performa terbaik setelah sekitar tiga bulan digodok di Cipayung.
“Mereka belum siap mental sebagai pemain pelatnas. Apalagi, ini penampilan pertama mereka setelah sekitar tiga bulan berlatih di Pelatnas Cipayung. Tak hanya soal teknis, mereka juga memerlukan perombakan sikap mental setelah bergabung sebagai penghuni pelatnas,” jelas Jeffer.
“Kalahnya pemain tunggal putri Pelatnas Pratama di Cipayung ini harus mendapat perhatian besar. Pasalnya, mereka ini adalah para pemain terbaik yang dikumpulkan di pelatnas,” komentar Rosiana Tendean, mantan pemain nasional yang juga Ketua Bidang Pertandingan.
Tunggal Putra