Dirdja Wihardja bilang Perjuangan Nurul Akmal Berat untuk Raih Perak
Lifter putri Indonesia, Nurul Akmal membuat kejutan di Islamic Solidarity Games IV/2017.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, BAKU - Lifter putri Indonesia, Nurul Akmal membuat kejutan di Islamic Solidarity Games IV/2017.
Tampil pertama kali di ISG, wanita kelahiran Banda Aceh, 12 Februari 1993 ini berhasil merebut medali perak kelas+99kg dengan total angkatan 230kg (Snatch 99kg, Clean and Jerk 131kg) di Azal Arena Weightlifting Academy Baku, Azerbaijan, Rabu (17/5/2017).
Medali emas kelas ini direbut peringkat 4 Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Shaimaa Haridy (Mesir) dengan total angkatan 275kg (Snatch 120kg, Clean and Jerk 155kg). Dan, medali perunggu jatuh ke tangan Marwa (Tunisia) dengan total angkatan 221kg (Snatch 95kg, Clean and Jerk 126kg).
"Saya senang dan terharu bisa meraih perak apalagi saya tampil tanpa target di ISG," jelas Nurul usai lomba.
Sementara itu, pelatih angkat besi Indonesia, Dirdja Wihardja mengatakan, perjuangan Nurul cukup berat untuk mendapatkan perak.
Pasalnya, juara PON Jabar 2016 harus bersaing dengan Marwa yang sudah memiliki segudang pengalaman.
Pada angkatan pertama Snatch, Nurul sukses melakukan angkatan barbel seberat 99kg dan mengalahkan Marwa yang memulai start dengan angkatan 95kg.
Pada angkatan kedua dan ketiga Snatch, Nurul dan Marwah bersaing dengan angkatan barbel seberat 102kg. Namun, mereka gagal.
Pada angkatan pertama Clean and Jerk, kata Dirdja, Nurul memulai dengan angkatan 123kg dan mulus.
Melihat Nurul sukses pada angkatan pertama Clean and Jerk, kata Dirdja, Marwah menaikkan barbel menjadi 126kg tetapi dia gagal.
Pada angkatan kedua Clean and Jerk, Nurul menaikkan barbel menjadi 127kg untuk mengunci Marwa. Angkatan kedua tersebut kembali sukses.
Ternyata strategi ini berhasil karena Marwa yang istirahat 2 menit krmbali gagal melakukan angkatan kedua seberat 126kg.
Dan, dia baru berhasil mengangkat barbel 126kg pada angkatan ketiga.
Pada angkatan ketiga, Nurul kembali menambah barbel menjadi 131kg dan sukses.
"Sukses ini bukan hanya memastikan Nurul meraih perak ISG, tetapi dia telah berhasil mengulang angkatan terbaiknya pada saat latihan," kata Dirdja.
Melihat kemampuan Nurul Akmal menunjukkan prestasi mengejutkan pada penampilan perdana pada ajang event internasional, Dirdja berjanji akan koordinasi dengam PB PABBSI untuk mengusulkan nama Nurul kepada Satlak Prima agar dimasukkan dalam skuat Tim Angkat Besi Indonesia yang akan dipersiapkan ke Asian Games Jakarta-Palembang 2018.
"Nurul punya potensi dan pantas untuk berada dalam barisan lifter yang dipersiapkan menuju Asian Games 2018," tuturnya.
"Potensi meraih medali bukan hanya pada lifter kelas bawah tetapi di kelas atas juga. Dan, Nurul sudah membuktikannya dengan meraih perak ISG IV/2017. Jadi, Nurul memang pantas diusulkan masuk skuad Tim Angkat Besi Indonesia ke Asian Games 2018," urai Direktur Program Kepelatihan Performa Tinggi Lomba-1 Satlak Prima, Hadi Wihardja.