Anggota DPR Ini Minta Inasgoc Transparan Soal Anggaran Asian Games 2018
Dimana Rp 1,8 triliun apabila disetujui akan digelontorkan setelah pembahasan APBN-P tahun 2017 yang dilakukan pada minggu kedua Juli ini
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR, Yayuk Basuki meminta Inasgoc selaku penyelenggara Asian Games 2018 bersikap transparan soal anggaran sebelum pembahasan dana Rp 1,8 triliun pada APBNP 2017 dilakukan.
Hal tersebut diminta sehubungan dengan rencana pemerintah mengabulkan permintaan Inasgoc atas usulan anggaran penyelenggaraan Asian Games sebesar Rp 4,5 triliun diluar venue pertandingan.
Dimana Rp 1,8 triliun apabila disetujui akan digelontorkan setelah pembahasan APBN-P tahun 2017 yang dilakukan pada minggu kedua Juli ini.
"Inasgoc seharusnya memberikan penjelasannya secara transparan sebelum pembahasan Rp 1,8 Triliun pada APBNP 2017 dilakukan," ujar Yayuk dalam pernyataan persnya, Senin(10/7/2017).
Yayuk mengatakan proses transparansi tersebut agar publik dan stakeholder olahraga juga dapat mengawasi bersama mengingat anggaran tersebut juga berasal dari uang rakyat.
Mantan petenis nasional ini juga memiliki catatan mengenai Inasgoc.
Pertama, sampai saat ini Inasgoc masih belum memberikan laporan penggunaan uang negara sebesar USD 45 juta atau sekitar Rp 600 Miliar dari kegiatan yang bersumber dari APBN 2015 (PR Campaign USD 15 juta) dan dari APBN 2016 (Broadcasting Fee USD 30 juta).
Inasgoc lanjut Yayuk juga belum memberikan penjelasan resmi tentang posisi terahir atas kebutuhan anggaran dan peruntukannya yang telah disetujui pemerintah.
Selain itu Inasgoc juga belum menjelaskan realisasi arahan Ketua Dewan Pengarah yang juga Wapres RI Jusuf Kalla terkait rencana efisiensi kepanitiaan yang dianggap terlalu gemuk sebanyak 200 orang belum termasuk 11.000 relawan Asian Games.
"Perlu dijelaskan juga, Bagaimana akuntabilitas dan efisiensi bisa dilakukan oleh Inasgoc sementara Perpres Nomor 48 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Asian Games 2018 telah memberikan ruang kepada Inasgoc untuk dapat melakukan penunjukan langsung untuk pekerjaan hingga puluhan miliar rupiah,"kata Yayuk.
"Hal tersebut diatas hanya sebagian kecil dari banyak hal yang telah diminta beberapa kali sejak tahun lalu dan tidak diindahkan oleh Inasgoc sampai saat ini,"tutup Yayuk.