Muhaimin Iskandar: Mengevaluasi Berarti Berjuang Menghindari Terulangnya Kelemahan Serupa
Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar mencermati keluhan sejumlah atlet Indonesia atas kekurangan fasilitas, uang saku, honor pelatih, alat-alat latih dan
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar mencermati keluhan sejumlah atlet Indonesia atas kekurangan fasilitas, uang saku, honor pelatih, alat-alat latih dan fasilitas lainnya.
"Kami mendengarkan masukan dari berbagai pihak, baik berupa kekecewaan, keresahan hingga usulan solusi. Sebagai partai anak muda, tempat Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi berasal, PKB merasa tergugah untuk sumbang saran dan tanggapan," ungkap Muhaimin Iskandar dalam surat terbukanya yang dibagikan kepada media, Kamis malam (1/9/2017).
Dikatakannya, pihanya minta pemerintah melalui pak Imam Nahrawi dan jajaran kepala dinas pemuda dan olahraga agar sungguh-sungguh mencarikan solusi bagi persoalan ini.
"DPP PKB memahami kerja keras pak Imam selama ini, namun khusus untuk uang saku, honor dan alat latih harus diprioritaskan, lebih cepat dan cepat lagi. Karena ini bukan hanya menyangkut prestasi, namun juga rejeki orang. Pemerintah dan seluruh jajaran, baik di Pusat maupun birokrasi daerah, ayo sama-sama mengevaluasi minimnya prestasi kita di Sea Games 2017 Malaysia," paparnya.
Mengevaluasi diakui Muhaimin bukan berarti melemparkan kesalahan. Mengevaluasi berarti berjuang menghindari terulangnya kelemahan serupa di masa depan. Semua sumbatan, baik soal anggaran, birokrasi, regulasi dll perlu segera dibongkar.
"DPP PKB menyediakan diri memberi bantuan apapun kepada Pemerintah dan kepada pak Imam, apabila dibutuhkan. Saya juga telah instruksikan kader kami di Komisi X agar mengawal kinerja Kemenpora lebih detail lagi. Pihak swasta dan BUMN semestinya juga dilibatkan untuk mendukung. Kita akan menghadapi perhelatan Asian Games XVIII sebagai tuan rumah. Maka evaluasi ini penting agar event itu bisa berjalan mulus dan membanggakan. Mari kita bantu pemerintah menyiapkan diri," urainya.
Muhaimin pun mengatakan pihaknya telah memanggil Imam Nahrawi dan mendapat penjelasan lengkap. Kami pahami kesulitan-kesukarannya, namun harapan publik juga harus dituntaskan.
"Menjadi pejabat publik, apalagi menteri, harus siap menghadapi apapun reaksi publik. Apresiasi dan kemarahan pasti datang berganti ganti. Bekerja keraslah selalu. Sepi ing pamrih, rame ing gawe. Selebihnya, serahkan pada Yang Kuasa," katanya.
Muhaimin juga berharap para atlet tetap sabar dan semangat berlatih. Profesi atlet bukanlah profesi yang mudah, tapi sangat mulia. Mereka berlatih keras berjam jam setiap hari, bertahun-tahun, untuk bangsa dan sekeping medali emas.
"Hormat kami kepada kalian, yang mencari kemuliaan pribadi dan bangsa dengan kerja keras dan pengorbanan. Semoga Tuhan membalasnya dengan berlimpah," tuturnya..