2017 Indonesia International Men's Senior Tennis Championship Bakal Digelar
Turnamen tenis s2017 Indonesia International Men's Senior Tennis Championshipenior internasional bertajuk (2017-IIMSTC) siap digelar.
Editor: Toni Bramantoro
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana 2017-IIMSTC, Samudra Sangitan mengatakan, turnamen rencananya secara resmi akan dibuka Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi pada pukul 08.00 WIB, Rabu, 18 Oktober 2017.
Pihaknya juga mengundang Ketum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Mayjen TNI (Purn) Tono Suratman dan Ketum PP Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (Pelti), Wibowo Suseno Wirjawan.
“Kita harapkan Pak Menpora bisa hadir, termasuk para tamu undangan lainnya,” kata Samudra.
Rencananya akan ada pertandingan eksibisi melibatkan sejumlah tokoh seperti Aburizal Bakrie, Tanri Abeng, Theo L Sambuaga, EE Mangindaan, Archandra Tahar, Rildo Ananda Anwar, Zulkifli Hasan, Lucky Djanggola.
Tournament Director, Ferry Ratundang menuturkan, 2017-IIMSTC mempertandingkan jenis pertandingan tunggal dan ganda khusus putra, kelompok umur 40 tahun ke atas, 45 tahun, 50 tahun, 55 tahun, 60 tahun, 65 tahun.
Menurutnya, turnamen ini disambut baik ITF, karena tercatat ada 200-an atlet tenis Indonesia yang punya I-PIN.
“Kami mencoba berusaha untuk menyukseskan, mohon dukungan dari rekan-rekan. Tanpa dukungan anda tenis Indonesia akan tenggelam. Di luar negeri, penonton itu banyak yang junior kalau turnamen senior diadakan, mereka saksikan pelatihnya dan mantan-mantan petenis,” tuturnya.
Wakil Director Tournament, Yustedho Tarik mengatakan, 2017-IIMSTC merupakan turnamen luar biasa.
“Kalau saya lihat dari pertandingan selama saya main di veteran. Pertandingan grade 5 ini luar biasa hebat,” katanya.
Pada bagian lain, dia menyayangkan pemerintah yang kurang menaruh perhatian serius terhadap dunia tenis. Dicontohkan, Indonesia belum mempunyai 16 lapangan tenis di satu lokasi.
“Saya berharap Bapak Presiden, Bapak Menpora dan Pemda DKI, mudah-mudahan ada perhatian, ada lapangan untuk tenis,” ujarnya.
“Masak tidak ada lapangan tenis untuk event besar. Minimal 16 lapangan satu lokasi. Semoga mereka ada respons. Dibikin saja di satu tempat. Mungkin itu saja harapan saya,” tutup Yustedjo yang juga petenis legendaris Indonesia.