Heru Pujihartono Tetap Dampingi Tim Gulat DKI Jakarta Hingga Akhir Kejurnas
Keberhasilan menggondol satu medali emas melalui Andika Sulaiman dari persaingan ketat kelas 75 kg Gaya Grego Romawi
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keberhasilan menggondol satu medali emas melalui Andika Sulaiman dari persaingan ketat kelas 75 kg Gaya Grego Romawi, Kamis (26/10/2017), tidak bisa dipungkiri semakin meningkatkan semangat juang para pegulat DKI Jakarta.
Hingga usai perburuan medali hari ketiga, Kamis kemarin, Tim Gulat DKI Jakarta sebagai tuan rumah, sudah mengoleksi satu medali emas dan tiga perunggu sehingga mampu menyodok ke urutan ketujuh diantara 13 kontingen lainnya, termasuk Thailand, yang berada dalam daftar peraih medali.
Selain medali emas dari Andika, tiga medali perunggu diukir oleh Erikson Tambunan di persaingan Gaya Bebas kelas 65 kg, Rizky Darmawan di kelas 74 kg Gaya Bebas, dan Shelpy Setty di kelas 63 kg Gaya Bebas putri.
Di hari terakhir gelaran Kejurnas Gulat Senior 2017 sekaligus test-event Asian Games 2018, Jumat (27/10/2017) ini di GOR Ciracas, Jakarta Timur, di pentaskan perburuan medali di emas kelas gaya grego putra.
Yakni, kelas 75 kg, kelas 85 kg, kelas 96 kg, dan kelas 130 kg.
Perburuan empat medali emas terakhir, mulai pukul 14.00 WIB siang ini, tetap seru seperti tiga hari sebelumnya. Dari tim tuan rumah, DKI Jakarta, masih ada peluang untuk menambah koleksi medalinya.
"Kita tetap harus optimistis, kesempatan untuk menambah medali selalu terbuka," ucap Sahat Linson Tambunan, pelatih Tim Gulat DKI Jakarta.
Linson yang menangani para pegulat senior DKI Jakarta dalam pelatda di GOR Ragunan bersama Antoni Timbul Romulo, tak urung menyebut adanya perhatian yang luar biasa dari Chef de Mission (CdM) H.Heru Pujihartono sebagai salah satu faktor pemicu meningkatkan motivasi dan semangat juang para pegulatnya.
Bahkan, Lutfi Azhar, yang sedianya bertarung di kelas 125 kg Gaya Bebas putra, sempat keukeuh untuk tetap ikut bertanding walau kakinya masih didera cedera setelah terjatuh di penginapan, seusai latihan hari Minggu (22/10) pagi lalu.
Hanya karena dilarang keras oleh dokter Harun Pardede dari panpel, Lutfi Azhar harus memendam ambisinya untuk turut berlaga dan memperjuangkan peraihan medali buat timnya.
Lutfi Azhar, salah satu yang diandalkan untuk mewakili DKI Jakarta di tim gulat Asian Games XVIII/2018, kini berharap masih ada event lain di mana ia bisa turut bersaing dan memperoleh tempat di timnas gulat Indonesia untuk Asian Games XVIII/2018 itu.
Kini Lutfi Azhar bersama rekan-rekannya di Tim Gulat DKI Jakarta hanya bisa memberikan dukungannya kepada rekan-rekan mereka yang masih bertanding, khususnya di hari terakhir ini.
Pegulat DKI Jakarta yang tampil Jumat siang ini adalah Rahmat Darmawan di kelas 75 kg putra, M.Rudiansyah di kelas 85 kg, Ardiansyah kelas 97 kg, Nur Rusli di kelas 130 kg.
"Insha Allah, masih ada peluang," ungkap H.Heru Pujihartono, Chef de Mission (CdM) tim gulat DKI Jakarta, Kamis malam.
"Keberhasilan Andika Sulaiman merebut medali emas, serta raihan tiga perunggu dari Erikson Tambunan, Rizky Darmawan dan Shilpa Setty tentunya akan memberi stimulan untuk teman-teman yang masih bertarung ini," tutur Heru Pujihartono, pemilik perusahaan ketering Nendia Primarasa, di kawasan Bina Harapan, Pancoran, Jakarta Selatan itu.
Bersama istrinya, Resti Nendia, H.Heru Pujihartono yang mendapat mandat dari Ketua Umum Pengprov PGSI DKI Jakarta Steven Setiabudi Musa, Kamis (26/10) siang mendampingi perjuangan Andika Sulaiman dan Shelpi Setty merebut medali emas dan perunggunya.
"Insha Allah Jumat sore ini kami tetap akan mendampingi perjuangan Rahmat Darmawan, Rudiansyah, Ardiansyah dan Nur Rusli," papar Heru, Jumat pagi.