Liliyana Natsir Gantung Raket di Penghujung Tahun 2018
Liliyana Natsir kembali memberi jawaban soal rumor pensiunnya. Target utama Liliyana bersama Tontowi Ahmad adalah medali emas Asian Games 2018.
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Liliyana Natsir kembali memberi jawaban soal rumor pensiunnya. Target utama Liliyana bersama Tontowi Ahmad adalah medali emas Asian Games 2018.
Namun setelah Asian Games, Liliyana menegaskan tetap akan berlaga di panggung bulutangkis dunia hingga akhir 2018.
Pemain kelahiran Manado, 9 September 1985 ini pun ingin memberikan yang terbaik di kejuaraan Blibli Indonesia Open 2018 HSBC BWF World Tour Super 1000 yang akan berlangsung pekan ini. Ini akan menjadi Indonesia Open terakhir untuknya.
"Kemungkinan besar memang ini Indonesia Open terakhir buat saya. Tapi saya juga tidak mau terlalu menggebu-gebu karena terakhir, saya ingin kasih yang terbaik. Walau pun tahun lalu sudah juara Indonesia Open, rasa penasaran sedikit hilang. Pasti saya akan merindukan momen-momen itu (tanding di Istora), apalagi sebagai tuan rumah. Supporternya luar biasa, dukungannya luar biasa, saya akan kangen masa-masa itu," ungkap Liliyana Natsir.
Liliyana sempat mengalami cedera lutut serius di akhir 2016. Akan tetapi, berkat kerjasama yang baik dengan Tontowi yang lebih aktif meng-cover lapangan, mereka masih bisa bersaing. Salah satu buktinya adalah gelar Juara Dunia 2017.
Namun kini Liliyana mengatakan kondisi cederanya sudah tak lagi menjadi masalah. Progress pemulihan cukup baik, meskipun butuh waktu lebih lama.
"Di ganda campuran, memang seharusnya pemain putra yang cover lapangan. Cuma waktu saya cedera, Owi berpikir kalau dia harus selalu cover lapangan, padahal saya sudah bisa. Sebelumnya di awal-awal memang saya masih agak takut," kata Liliyana.
"Tipe main saya dan Owi harusnya nggak seperti itu, tapi sudah kebiasaan waktu awal saya cedera, dia mau ambil semua. Lama-lama saya keluar saja deh dari lapangan. Tapi hadiah tetap baginya 50-50, ha ha ha," canda Liliyana.
"Padahal saya sudah bilang, sesuai dengan porsi saja. Mungkin dia dengan jiwa kebapak-bapakannya, ingin melindungi, jadi rasanya ingin diambil semua. Untuk cedera sih sejauh ini sudah lebih baik lagi. Ada faktor usia juga, mungkin kalau masih muda lebih cepat pemulihannya, kalau saya butuh waktu lebih lama. Saya sudah jarang merasa sakit. Kecuali kalau ada gerakan refleks yang diluar batas saya, baru terasa. Tapi ini tidak jadi masalah sih buat saya," urainya.
Liliyana mengaku sudah mempersiapkan masa-masa pensiunnya sejak lama. Ke depannya, Liliyana akan mengisi waktunya dengan mengurus bisnisnya, diantaranya sebuah pusat refleksi keluarga dan beberapa bisnis properti. Namun Liliyana belum terpikir untuk menjadi seorang pelatih.
"Sebelum pensiun, saya sudah mempersiapkan diri untuk berbisnis. Saya buka family reflexology, tetapi tidak bersaing dengan cik Susy (Susanti) ha ha ha. Usaha saya masih kecil, tidak seperti cik Susy yang sudah banyak cabangnya, mudah-mudahan bisa banyak juga ya cik? ha ha ha. Lalu saya ada usaha properti, masih belajar juga, saya pikir kalau tidak dari sekarang ya kapan lagi," ungkap Liliyana.
"Tidak tertutup kemungkinan saya masih bergelut di bulutangkis. Saya belum kepikiran jadi pelatih, karena nggak selamanya pemain bagus itu bisa jadi pelatih yang bagus. Saya tidak tahu saya punya bakat melatih atau tidak. Yang pasti setelah berhenti, saya mau sedikit menjauh dari bulutangkis, karena sudah jenuh, dari kecil saya main bulutangkis, tapi saya nggak tahu ke depannya bagaimana," tuturnya.
Sebagai peraih medali emas di Olimpiade Rio de Janeiro 2018, Liliyana diangkat menjadi pegawai negeri oleh pemerintah. Namun Liliyana sendiri masih belum bisa bicara banyak soal ini.
"Soal jadi PNS, saya belum tahu aturannya seperti apa. Apakah harus masuk kantor, dan grade nya saya masuk di mana. Kami masih menunggu kejelasan yang pasti," jelasnya.