Cerita M Fadli Semangati Jakkrit Sawangswa, Pebalap Thailand yang Membuat Kakinya Diamputasi
Kecelakaan tiga tahun silam di Sirkuit Sentul menjadi momen yang akan terus dikenang oleh pebalap motor Indonesia, Muhammad Fadli Immanuddin.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Sapto Nugroho
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, SOLO – Kecelakaan tiga tahun silam di Sirkuit Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menjadi momen yang akan terus dikenang oleh pebalap motor Indonesia, Muhammad Fadli Immanuddin.
Fadli mengalami kecelakaan di Sirkuit Sentul pada saat mengikuti kejuaraan Asia Road Racing Championship 2015 seri-2.
Kejadian terlihat sangat tak teduga.
Fadli yang tengah melakukan selebrasi seusai melewati garis finis, tiba-tiba ditabrak dari belakang oleh pebalap Thailand, Jakkrit Sawangswa.
Baca: Kisah M Fadli: Pebalap Motor yang Kehilangan Kaki Kirinya dan Kini jadi Atlet Para Cycling Indonesia
Akibat insiden itu, Fadli pun harus merelakan sebagian kaki kirinya yang diamputasi.
Setelah diamputasi, Fadli justru tak patah semangat hingga sekarang bisa menjadi paralympian kebanggaan Indonesia yang kerap turun di ajang para cycling, salah satunya Asian Para Games 2018 nanti.
Selain belajar sifat tak mudah putus asa, kisah hidup Fadli juga patut dicontoh dari segi keikhlasan.
Ya, Fadli bercerita bagaimana dirinya yang terang-terangan menyatakan bahwa kejadian tiga tahun silam adalah murni kecelakaan dan telah memaafkan Jakkrit Sawangswa.
“Ya, awalnya kesel sih iya, tapi positif thinking aja, karena saya mau kesel seperti apa juga tidak akan balik lagi,” kata Fadli.
Baca: Riadi Saputra Peraih Emas Kejuaraan Dunia Atletik di China Ingin Raih Medali di Asian Para Games
“Kejadian itu murni kecelakaan, bukan sengaja. Terus habis itu dia (Jakkrit) merasa berdosa banget, dan dia berhenti balap,” sambung Fadli.
Fadli pun turut menceritakan saat ia ke Thailand mengawal anak asuhnya (pebalap junior Honda), ia pun mencari-cari Jakkrit Sawangswa.
Untuk diketahui, meski dengan kondisi yang seperti itu, Fadli masih dipercaya untuk mengajarkan pebalap junior, bahkan ia pun kerap turun ke lintasan juga dengan motor yang telah dimodifikasi khusus untuknya.
“Jadi akhirnya kita bertemu, dia peluk saya seakan-akan dia minta maaf, karena dia kan tidak bisa bahasa Inggris. Jadi banyak keterbatasan komunikasi, dan akhirnya malah saya yang suport dia,” cerita Fadli.