Borobudur Marathon yang Berkonsep Sportourism Dapat Ditiru Daerah lain kata Raden Isnanta
Raden Isnanta mewakili Menpora Imam Nahrawi menghadiri acara konferensi pers Borobudur Marathon di Hard Rock Cafe, SCBD, Jakarta, Selasa (18/6/2019).
Penulis: Abdul Majid
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Raden Isnanta, Deputi Pembudayaan Olahraga mewakili Menpora Imam Nahrawi menghadiri acara konferensi pers Borobudur Marathon di Hard Rock Cafe, SCBD, Jakarta, Selasa (18/6/2019).
Dalam sesi tersebut, Kemenpora memberikan apreasiasi terhadap penyelenggaraan Borobudur Marathon yang tahun ini memasuki edisi ketiga.
“Saya atas nama pemerintah mengapresasi Borobudur Marathon yang sudah berjalan sampai tahun ke tiga ini. Dari tahun ke tahun peserta Borobudur Marathon jumlahnya semakin meningkat dan ini bertanda even ini semakin dikenal. Borobudur Marathon merupakan sebuah kombinasi dalam konsep sportourism," ungkapnya.
Borobudur Marathon 2019 terselenggara atas kerjasama antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama Bank Jateng dan harian Kompas.
Rencananya Borobudur Marathon 2019 akan dilaksanakan Minggu, 17 November 2019 di Kompleks di Komplek Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, dengan target peserta tahun ini adalah 10.000 pelari dengan kategori lomba full marathon, half marathon, dan 10 k.
Lebih lanjut, Isnanta pun berharap Borobudur Marathon yang berkonsep sportourism dapat ditiru daerah lain.
"Saya berharap ini dapat ditiru di daerah lain. Karena Indonesia ini cukup cantik dari sisi pariwisatanya. Belum lagi kesenian dan budayanya yang beraneka ragam. Jadi sangat cocok olahraga di kolaborasi dengan pariwisata," harap Isnanta.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ingin pelaksanaan event lari Borobudur Marathon tahun 2019 bisa lebih meningkatkan perekonomian bagi daerah setempat.
Salah satu caranya yaitu mengajak warga setempat membuka satu layanan kamar di rumahnya menjadi tempat menginap bagi para tamu.
“Saya ingin di sekitar Borobudur itu ada satu rumah, satu kamar, yang bisa dijual. Jadi, kamar didesain yang bagus, sehingga turis atau pengunjung bisa ke sana," kata Ganjar.
“Jadi, satu keluarga merasakan kultur desa dan berkomunikasi dengan mereka. Saya harap Bank Jateng bisa kasih kredit murah bagi warga yang buka layanan ini,” jelasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.