Persatuan Olahraga Kempo Indonesia Ditunjuk Gelar Kejuaraan Internasional kata Timbul Thomas Lubis
Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Kempo Indonesia (PP Porkemi) resmi disahkan sebagai anggota Asosiasi Kempo Internasional (IKA).
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Kempo Indonesia (PP Porkemi) resmi disahkan sebagai anggota Asosiasi Kempo Internasional (IKA). Pengesahan itu dilakukan pada rapat IKA di Swiss, 15-17 Juni 2019.
Pengurus PP Porkemi yang hadir pada acara tersebut, antara lain Ketua Dewan Pengawas dan Pertimbangan Anggota, Timbul Thomas Lubis dan Ketua Umum PP Porkemi, Yulianto Maris.
Ketua Umum PP Porkemi, Yulianto Maris menambahkan, hasil yang dibawa dari Swiss tersebut akan disampaikan kepada 26 pengurus provinsi (pengprov) yang ada di Indonesia. Menurutnya, pengurus di daerah sangat ingin tahu hasil dari Swiss.
"Yang paling pokok, kami ingin beritahukan bahwa Porkemi sudah full jadi member IKA. Porkemi juga sudah diakui KOI sebagai anggota. Dengan demikian, kami bisa mengadakan event internasional secara resmi," ungkap Yulianto.
Selain itu, lima pelatih asal Indonesia berkesempatan mengikuti ujian kenaikan tingkat.
Mereka adalah Syahrul Efendi dan AR Sabara yang berhasil naik tingkat DAN V, Elizabeth Purnomo dan Fifi Syamsudin naik ke DAN VI dan Ahmad Yusuf memperoleh DAN VII.
Menurut Timbul Thomas Lubis, kempo Indonesia juga patut berbangga. Sebab, Indonesia diputuskan menjadi tuan rumah seminar dan kejuaraan dunia kempo pada Maret 2020.
"Ini oleh-oleh kami dari Swiss. Rencana yang kami bawa ke sana berhasil semua. Untuk kejuaraan Maret tahun depan, kemungkinan di Bali, tapi juga bisa ditempat lain. Kita bangga, karena kita terpilih secara aklamasi jadi tuan rumah. Artinya, dunia internasional mempercayai kita," ujar Timbul setibanya di Jakarta, Rabu (19/6/2019).
Mengenai SEA Games 2019, Yulianto berharap olahraga kempo bisa dipertandingkan. Pria yang juga menjabat Direktur Bank Sumut ini juga akan melakukan pendekatan dengan pengurus kempo dari negara-negara Asia Tenggara.
"Bahkan impian kami bisa sampai ke Olimpiade," katanya.
Ahmad Yusuf, pelatih yang baru naik tingkat DAN VII mengatakan, ujian kenaikan tingkat yang dijalani di Swiss sangat berat.
Namun dia sukses mengikuti sampai akhir berkat kondisi fisik yang prima. Sebab, ujian meliputi fisik mulai dasar hingga tingkat lanjut.
"Ujiannya sangat berbeda, mendetail dari dasar ke atas. Sangat lama dan mendetail. Kami akan terapkan ini ke daerah-daerah, bagaimana teknik kempo sesuai yang saya dapat," tutur Yusuf.