Danny Kosasih: Klub Diharapkan Lebih Bijaksana Soal Pelatnas Basket Indonesia ke Piala Dunia
Ketua Umum PP Perbasi, Danny Kosasih mengharapkan seluruh pihak terkait untuk lebih bijaksana dan berfikir for the greater good.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PP Perbasi, Danny Kosasih mengharapkan seluruh pihak terkait untuk lebih bijaksana dan berfikir for the greater good.
Harapan itu terlontar lantaran rencana tim Stapac untuk tidak mengikuti liga IBL season 2020 yang disampaikan kemarin 16 Agustus 2019.
“Saya berharap semua pihak dapat memikirkan kepentingan prestasi basket nasional, mari kita diskusikan dan mencari jalan yang terbaik bagi semua pihak,” kata Danny.
“Program Timnas menuju 2023 tidak lepas dari pantauan FIBA yang sangat concern akan kualitas Timnas Indonesia agar layak berkompetisi di kejuaraan dunia 2023 dimana, kita, bangsa Indonesia bersama Filipina dan Jepang akan menjadi tuan rumah. Nah, untuk dapat berkompetisi di 2023, FIBA mensyaratkan Timnas indonesia dapat lolos di FIBA Asia Cup 2021 dan bisa menduduki posisi 10 besar Asia,” jelasnya.
Sementara itu, jelang kualifikasi FIBA Asia Cup, Ketua Tim Nasional PP Perbasi, Syailendra Bakrie mengatakan akan mengumpulkan para pemain untuk menjalani persiapan panjang.
“Agar dapat mempunyai kesempatan yang kuat untuk lolos dikualifikasi FIBA Asia Cup ini, kita harus mengumpulkan pemain terbaik Indonesia dalam Pelatnas jangka panjang karena waktu persiapan Timnas sangat pendek, kurang dari 6 bulan. Kami sudah proyeksikan Timnas akan bermain dalam 1 tim di beberapa kejuaraan Internasional dan kompetisi IBL,” ujarnya.
Seperti diketahui, PP Perbasi sendiri sudah menginisasi pertemuan dengan pemilik klub IBL dan juga manajemen IBL agar persiapan Timnas didukung oleh IBL dan semua klub.
Bagaimanapun, hampir semua pemain nasional berasal dari klub-klub IBL. Sementara itu, final long list masih akan difinalisasi oleh Coach Rajko Toroman di akhir Agustus ini.
“Kami menyerahkan pemilihan pemain sepenuhnya kepada Coach Rajiko Toroman untuk membentuk Timnas terbaik, tanpa intervensi dari pihak manapun,” tambah Syailendra.
Memang bukan hal yang mudah bagi Indonesia untuk bisa menduduki posisi 10 besar Asia.
Untuk bisa mengakselerasi para atlet Indonesia, FIBA juga meminta agar Indonesia menjalankan program latihan yang dipimpin oleh pelatih kaliber dunia agar dapat terbentuk tim dari yang benar-benar the best talent termasuk juga memasukkan pemain naturalisasi.
Para pemain terbaik ini diharapkan dapat mengikuti program latihan dan mengikuti kompetisi berstandar tinggi di waktu yang hanya sedikit tersisa karena pertandingan kualifikasi FIBA Asia Cup akan dimulai di Februari 2020.