Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Menjadikan Indonesia Pusat e-Sport di Kawasan Asia Tenggara

Mobile game merupakan salah satu pasar yang dapat dimanfaatkan oleh developer game lokal untuk ikut bersaing meramaikan industri game dunia.

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Menjadikan Indonesia Pusat e-Sport di Kawasan Asia Tenggara
HandOut/Ist
ILustrasi e-sport. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asia Tenggara merupakan kawasan yang mempunyai pertumbuhan e-sports yang cukup pesat dibandingkan beberapa kawasan lainnya di dunia.

Munculnya kompetisi e-sports di berbagai kesempatan, termasuk Asian Games, menjadi indikator industri e-sports di Asia Tenggara terus berkembang.

Beberapa turnamen kelas internasional juga digelar dan menjadi salah satu faktor yang membuat industri ini terus berkembang.

Menurut hasil riset Newzoo, Asia Tenggara merupakan kawasan dengan jumlah peningkatan penonton e-sports tercepat di dunia, dengan perkiraan jumlah penonton mencapai 31,9  orang di tahun 2019.

Kenaikan jumlah penonton e-sports juga dibarengi dengan mulai menjamurnya perusahaaan manajemen esports di Indonesia.

Pesatnya pertumbuhan e-sports di Asia Tenggara membuat UniPin, situs jual beli voucher game yang lahir pada tahun 2009, ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat industri esport di kawasan ini.

Apa yang diharapkan situs jual beli voucher game ini bukan angan- angan semata, pasalnya, Indonesia menjadi negara dengan pendapatan industri game terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Berita Rekomendasi

Meski turun satu peringkat dari posisi 16 di tahun 2017, Indonesia berhasil menduduki posisi ke-17 dalam daftar 100 negara dengan pendapatan industri game terbesar di dunia.

Walau jumlah tersebut masih jauh di bawah Tiongkok dan Korea Selatan, namun menurut laporan berbagai lembaga survei, industri game di Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar.

Game di Google Playstore dan App Store dapat diunduh secara gratis. Karena bersifat in app purchase, banyak item dan fitur yang terdapat di dalam gim yang harus dibeli ke pengembang game.

Jika satu pengguna game harus merogoh kocek 2 dolar AS untuk menghadirkan fitur premium pada satu game, bisa dihitung berapa uang yang mengalir keluar jika pengguna gim itu di Indonesia mencapai 2 juta pengguna.

Dalam soal investasi, Indonesia masih tertinggal jauh dari beberapa negara Asia lainnya. Jumlah nilai investasi yang dikucurkan ke pengembang game lokal masih terbilang rendah.

Di tahun 2018, jumlah investasi yang dikucurkan oleh investor ke pengembang online game di Indonesia baru mencapai angka 2 juta dolar AS.

Angka tersebut masih jauh di bawah investasi online game di Tiongkok, Korea Selatan dan Vietnam yang masing- masing mendapat kucuran investasi mencapai 5 miliar dolar AS, 1 miliar dolar AS dan 50 juta dolar AS.

Minimnya kucuran dana dari investor ke pengambang gim local membuat para pengembang gim lokal kesulitan untuk menaklukan pasar di rumah sendiri.

Masalah yang Dihadapi

Kurangnya perhatian dalam mengelola industri game lokal meski mempunyai potensi ekonomi bagi negara yang sangat besar, bukan salah satu faktor utama yang menjadi alasan kenapa developer- developer game lokal kesulitan bersaing dengan developer- developer game dari luar.

Jumlah demografi penduduk yang surplus tidak menjadikan Indonesia sebagai pemain utama di industri game nasional.

Hal ini justru menjadi salah satu alasan kenapa develepor game lokal sulit berkompetisi di negara sendiri.

Para pengembang game besar menjadikan Indonesia sebagai ceruk pasar untuk mereka gali sedalam mungkin. Kanal distribusi game yang banyak dikuasai oleh Steam, Google Play dan App Store, membuat developer- developer game lokal kesulitan mendapatkan tempat di hati para gamer Indonesia.

Belum lagi di sektor konsol seperti Play Station, Xbox dan Nintendo, di mana kanal distribusi dikontrol oleh prinsipil masing- masing.

Mobile game merupakan salah satu pasar yang dapat dimanfaatkan oleh developer game lokal untuk ikut bersaing meramaikan industri game dunia.

Rata- rata pengguna smartphone Indonesia memainkan game di ponsel pintar milik mereka.

Meski begitu, kanal distribusi game yang dikuasai oleh Google Play dan App Store membuat tingkat persaing di sana menjadi sangat ketat.

Untuk mendapatkan exposure, para pengembang game lokal mesti memasang iklan agar dilirik oleh gamer lokal.

Sebagai situs yang menjual voucher game asal Indonesia yang telah memiliki reputasi di kawaasan Asia Tenggara, UniPin merasa mempunyai tanggung jawab secara moral untuk ikut membangun ekosistem esport dan industri game di Indonesia, khususnya untuk pengembang- pengembang game lokal.

Dengan jumlah katalog lebih dari 10 ribu game yang diterbitkan dari 500 pengembang lokal dan luar, UniPin tahu bagaimana cara menarik minat gamer untuk melirik game buatan developer- developer lokal.

Belum meratanya kualitas pengembang game di Indonesia juga menjadi salah satu faktor kenapa kualitas game di Indonesia belum dilirik oleh gamer lokal.

Meski mempunyai ahli pemograman yang baik, sektor game belum mampu dilirik oleh progamer- progamer handal di Indonesia. Kualitas game buatan developer Indonesia masih kalah bagus dengan game buatan pengembang dari negara Vietnam.

Faktor lain yang membuat sulitnya developer game lokal bersaing di rumah sendiri adalah emoh-nya gamer di Indonesia untuk membeli item- item yang terdapat di game.

Padahal ini adalah salah satu langkah developer- developer lokal melakukan monetisasi selain lewat iklan.

Meski begitu, peluang pengembang game lokal untuk menguasai pasar nasional dan merambah pasar global masih terbuka lebar. Makin menjamurnya ponsel pintar dengan harga yang cukup terjangkau dan tingkat penetrasi internet di ASEAN yang baru mencapai 48 persen, industri online game di kawasan Asia Tenggara masih dapat terus tumbuh.

Peluang inilah yang harus dimanfaatkan oleh para pengembang game di Indonesia.

Cara UniPin Menaikan Pamor Esports di Indonesia

Melihat potensi yang belum terkelola baik ini, UniPin menggelar kompetisi esports tingkat Asia Tenggara yang bertajuk SEACA (South East Asia Cyber Arena).

Kompetisi ini diharapkan mampu meningkatkan awareness bahwa online game di Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar.

UniPin berharap, digelarnya SEACA mampu meningkatkan awareness terhadap industri gim online Indonesia.

Dengan total hadiah sebesar Rp 2,4 miliar untuk para pemenang, UniPin berharap, gelaran turnamen ini mampu mengeluarkan potensi terbaik para gamer online Indonesia dan membawa harum nama bangsa dan negara di ajang Internasional.

Meski game yang dipertarungkan merupakan game buatan developer luar macam Tencent dan Namco. Diselenggarakannya turnamen ini diharapkan mampu membuka mata pemerintah untuk ikut membangun ekosistem dan memajukan pengembang- pengembang online game lokal.

Tahun ini adalah tahun kedua SEACA digelar di Indonesia, dan akan dihelat di Kartika Expo - Balai Kartini, Jakarta pada 8-10 November 2019. SEACA 2019 akan mempertandingkan empat cabang game, yaitu Dota 2, Free Fire, PUBG Mobile, dan Tekken 7 sebagai cabang eksibisi.

Sama seperti tahun lalu, kompetisi SEACA ini akan dihadiri oleh tim- tim esports profesional dari beberapa negara di kawasan Asia Tenggara seperti, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam dan Filipina. Khusus untuk cabang DOTA 2 dan PUBG Mobile terdapat kualifikasi.

Di mana 2 tim terbaik yang lolos dari kualifikasi akan bertanding di SEACA 2019 Indonesia.  Selain untuk kontestan di Indonesia, kualifikasi SEACA juga dihelat di Filipina yang diselenggarakan pada pada Agustus 2019 dan Malaysia pada September 2019.

Tim- tim yang lolos dari babak kualifikasi nantinya akan saling berhadapan di gelaran utama SEACA 2019 di Indonesia pada 8-10 November 2019 untuk memperebutkan total hadiah sebesar Rp2,4 miliar.

Untuk mendukung suksesnya gelaran ini, UniPin akan menggelar turnamen UniPin Indomaret Championship dan UniPin City League sebagai bagaian dari Road to SEACA 2019. Turnamen UIC akan digelar di 24 gerai Indomaret di 24 kota di Indonesia. Sementara turnamen UCL yang akan diadakan di 12 kota secara offline. Nantinya pemenang dari dua turnamen tersebut akan diundang untuk mengikuti acara utama di ajang SEACA 2019 pada November tahun ini.

Sama seperti tahun lalu, UniPin berharap gelaran SEACA tahun ini mampu menggaet animo ribuan penonton e-sports di seluruh Indonesia dan membuat industri esports Indonesia menjadi pusat industri e-sports di Asia Tenggara.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas