Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Yusuf Suparman: Saatnya Harus Ada Lembaga Penyelesaian Sengketa Lebih Spesifik Khusus Sepakbola

Konstruksi pengelolaan kompetisi Sepakbola profesional dapat membawa dampak signifikan terhadap perkembangan ekonomi

Penulis: Toni Bramantoro
zoom-in Yusuf Suparman: Saatnya Harus Ada Lembaga Penyelesaian Sengketa Lebih Spesifik Khusus Sepakbola
dok pribadi
Yusuf Suparman 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konstruksi pengelolaan kompetisi Sepakbola profesional dapat membawa dampak signifikan terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat (welfare state).

Makanya, perlu ada kepastian hukum dan stabilitas dalam mencapai semua itu. 

Hal itu disampaikan dua pakar hukum olahraga yakni Dr. Yusup Suparman dan Dr. Andin Sofyanoor dalam paparan materi dengan tema "Urgency of The Establishment of Dispute Settlement Body Between Football Clubs and Professional Football Players in Order to Support National Ekonomic Development" pada International Conference on Tourism, Sports Management, Health and Food Nutrition" di Tokyo University Of Science, Tokyo, Jepang, 22-24 Agustus 2019. 

Soal keputusan hukum dan stabilitas, kata Yusuf Suparman,  memang ada dua lembaga yang telah berdiri khusus menangani penyelesaian hukum terhadap sengketa olahraga.

Yakni, Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI) yang dibentuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Badan Arbitrasi Keolahragaan Indonesia (BAKI) dibentuk Komite Olimpiade Indonesia (KOI).  

Namun, Yusuf Suparman yang meraih gelar dokter olahraga Universitas Padjajaran (Unpad) dalam desertasinya mengusulkan perlu adanya revisi Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (UU SKN) Nomor 3 Tahun 2005' melihat kurang berjalan efektif.

Padahal, secara yuridis formal penyelesaian sengketa keolahragan telah diatur dalam ketentuan Pasal 88 UU SKN Nomor 3 Tahuh 2005. 

Berita Rekomendasi

"Saatnya kita memiliki Lembaga Penyelesaian Sengketa Lebih Spesifik dalam menangani sepakbola. Apalagi, BAORI dan BAKI kurang efektif dalam menjalankan fungsinya," ungkap Yusuf Suparman di Jakarta, Rabu (28/8/2019)

Dalam kerangka teoritis, kata Yusuf Suparman, pendekatan legal pluralism, lebih tepat untuk mengkonstruksikan penyelenggaraan sepakbola profesional.

Hal ini selaras dengan reformulasi tata kelola percepatan pembangunan persepakbolaan nasional yang menjadi arah kebijakan pemerintah sebagaimana ditetapkan dengan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2019 yang pada akhirnya berdampak luas terhadap tercapainya kesejahteraan masyarakat yang menjadi salah satu tujuan negara dalam konsitusi negara Republik Indonesia. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas