206 Lolos Tahap Screening di Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis 2019 Kota Purwokerto
Ajang pencarian bibit-bibit pebulutangkis calon juara dunia tersebut terbagi dalam dua kelompok usia, U-11 (di bawah usia 11 tahun) dan U-13 (di bawah
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, PURWOKERTO – Teriakan lantang ratusan anak di GOR Satria, Purwokerto, Jawa Tengah, Minggu (8/9) pagi, "Indonesia, kita bisa!" menjadi pembuka rangkaian Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis 2019 di Kota Satria ini.
Pada tahun ini, ajang pencarian bibit-bibit pebulutangkis calon juara dunia tersebut terbagi dalam dua kelompok usia, U-11 (di bawah usia 11 tahun) dan U-13 (di bawah usia 13 tahun), baik putra maupun putri.
Rangkaian Audisi Umum di Purwokerto yang digelar pada 8-10 September 2019, merupakan penyelengaraan kedua dimana sebelumnya Audisi Umum sukses digelar di Bandung, Jawa Barat, pada akhir Juli 2019.
Di hari pertama Audisi Umum Purwokerto digelar Tahap Screening dimana sebanyak 904 peserta bertanding berdasarkan kategori usia masing-masing, dalam durasi sekitar sepuluh menit.
Selama waktu pertandingan yang digelar di 10 lapangan tersebut, Tim Pencari Bakat yang dipimpin oleh Christian Hadinata, melakukan seleksi peserta yang berhak melaju ke Tahap Turnamen.
Selain Christian, para legenda bulutangkis Indonesia serta tim pelatih PB Djarum, yang terdiri dari Lius Pongoh, Fung Permadi, Yuni Kartika, Hastomo Arbi, Engga Setiawan, Komala Dewi, Fendy Iwanto, Juniar Setioko, Dionysius Hayom Rumbaka, Alan Budikusuma, Susy Susanti, dan Antonius B Ariantho.
Peraih medali emas tunggal putri Olimpiade 2012 Susy Susanti menyatakan, pola "jemput bola" yang dilakukan melalui Audisi Umum di Purwokerto ini, telah terbukti berhasil membuka harapan pebultangkis muda untuk menjadi juara dunia. Kabid Binpres PP PBSI ini mencontohkan Tontowi Ahmad yang kelahiran Banyumas pada 18 Juli 1987, yang telah sukses melalui jalur pembinaan PB Djarum.
"Dari Audisi Umum lalu lulus resmi sebaga atlet PB Djarum, tentunya menjadi suatu kebanggaan bagi seorang anak dan orangtua. Saya sendiri dulu pernah ikut audisi untuk bisa masuk PB Djarum di Semarang," ungkap Susy.
"Apalagi kalau bisa lolos ke pelatnas. Salah satu penyumbang terbesar atlet bulutangkis di pelatnas adalah dari PB Djarum," jelasnya.
Tahun lalu di kota yang sama, jumlah pendaftar mencapai angka 753 peserta. Setahun kemudian, pada "edisi pamit" Audisi Umum di Purwokerto ini, sebanyak 904 pebultangkis belia berpartisipasi. Kabupaten Banyumas menjadi penyumbang peserta terbanyak, yakni 211 atlet.
Disusul Kabupaten Kebumen dengan 103 atlet, Kabupaten Cilacap (97), Kabuupaten Purbalingga (94), Kabupaten Brebes (95).
Dari belahan timur Indonesia, datang seorang peserta asal Kabupaten Merauke, Chelsea Marvelyn Istanto, yang mengikuti Audisi Umum pada keteogri U13 Putri di Kota Satria ini.
Pada tahun 2018, Chelsea pernah menjajal kemampuan melalui Audisi Umum di Kota Manado.
Tak patah arang meskipun tahun lalu langkahnya terhenti di babak semifinal, Chelsea kembali mencoba meraih beasiswa bulutangkis dari Djarum Foundation, melalui Audisi Umum di Purwokerto pada tahun ini.