Stefer Rahardian Kembali Menuju Jalur Kemenangan Meski Tekanan Meningkat
Petarung kelas ringan Indonesia Stefer “The Lion” Rahardian belum merasakan kemenangan sejak Mei 2018
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Petarung kelas ringan Indonesia Stefer Rahardian belum merasakan kemenangan sejak Mei 2018, dan dia mengakui bahwa dengan kekalahan beruntunnya saat ini, tekanan mulai meningkat.
Setelah kalah pada empat pertandingan terakhirnya, Stefer memiliki kesempatan untuk kembali ke jalur kemenangannya saat ia kembali ke ring ONE: DAWN OF VALOR pada hari Jumat, 25 Oktober di kota kelahirannya, Jakarta.
Stefer akan berhadapan dengan sesama petarung Indonesia Adrian Mattheis, yang disisi lain memiliki empat kemenangan beruntun.
Bagi Stefer, dia tidak terlalu khawatir tentang rangkaian kemenangan Adrian, tetapi lebih kepada kekalahan beruntunnya.
"Tekanan yang saya rasakan lebih banyak berasal dari kekalahan beruntun saya, bukan dari kemenangan beruntunnya," kata petarung berusia 32 tahun itu.
“Yang saya fokuskan adalah untuk selalu melakukan lebih baik daripada pertarungan terakhir saya, menang atau kalah, saya mendorong diri saya di tempat latihan untuk menunjukkan performa terbaik saya.”
Kekalahan beruntun empat pertarungan tentu saja memprihatinkan, dan Stefer percaya bahwa kesulitannya berasal dari ketidakmampuan untuk menyatukan semua dalam hal bakatnya.
“Saya merasa bahwa alasan untuk kekalahan saya adalah pengalaman. Sebenarnya tidak mudah untuk menggabungkan keterampilan, kekuatan, dan aspek mental dan menggabungkan semuanya sekaligus. Saya telah menghabiskan waktu bertahun-tahun bagi diri saya sendiri untuk belajar meningkatkan segalanya tetapi menjadi sempurna membutuhkan waktu, jadi saya terus menghabiskan lebih banyak hidup saya untuk menjadi petarung yang lebih baik dan versi terbaik dari diri saya,” kata Stefer.
“Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya telah memfokuskan pada skill saya, serta ketahanan, kecepatan, kekuatan, dan permainan mental saya untuk bisa menahan kekalahan beruntun saya. Saya butuh segalanya untuk ditingkatkan dan saya harus terus bekerja dengan pelatih dan rekan tim saya di Bali MMA.”
Menambah sedikit tekanan, Stefer mengakui, itu adalah fakta bahwa ia akan mencari jalan keluar dari keterpurukannya di kota kelahirannya. Tentu saja, ada kebutuhan untuk tampil baik di depan teman-teman dan keluarganya, serta para penggemar yang mendukungnya.
“Ada perasaan gelisah untuk bertarung di hadapan penggemar negara asal saya. Saya merasa nyaman tetapi juga ada sedikit tekanan pada saat yang sama.”
"Saya tidak merasa itu berdampak pada performa saya, saya melakukan yang terbaik untuk fokus pada perjuangan saya saat saya berada di atas ring," lanjutnya.
Adapun karena harus menghadapi sesama petarung Indonesia yaitu Adrian, Stefer mengatakan itu bukan pengalaman baru bagi dirinya sendiri maupun untuk lawannya.
“Selalu ada sedikit keraguan dalam menghadapi semua orang, apakah orang Indonesia atau bukan, selalu ada perasaan senang dan tertekan. Kami berdua pernah berada disana sebelumnya, untuk menghadapi sesama orang Indonesia di negara kami sendiri, tetapi saya siap untuk ini,” jelas Stefer.
Stefer percaya bahwa ia memiliki keunggulan dalam pengalaman atas Adrian yang lebih muda.
“Saya telah menyaksikan dia bertarung, dan saya yakin dia telah melakukan hal yang sama. Kami berdua juga telah memiliki kesempatan untuk bertarung dengan petarung yang sama yaitu Himanshu Kaushik. Saya pikir dia adalah petarung yang hebat, bagi semua orang. Dia lebih muda dan penuh energi, dia juga dapat menghibur,” jelasnya.
“Dia kuat tetapi saya bisa mengatakan bahwa pengalaman saya diatas dirinya. Saya belajar banyak dari masa lalu dan bekerja keras setiap hari untuk membuktikan bahwa saya selalu lebih baik dari kemarin.”