Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Kobe Bryant dan Iman Katolik yang Menyelamatkan

Kasus ini berdampak besar bagi Kobe Bryant. Reputasinya di mata publik hancur.

Penulis: Deodatus Pradipto
zoom-in Kobe Bryant dan Iman Katolik yang Menyelamatkan
TWITTER.COM/SPECTRUMSN
Kobe Bryant 

Laporan wartawan Tribunnews.com Deodatus Pradipto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak ada gading yang tak retak. Sebagai manusia biasa, Kobe Bryant, legenda bola basket NBA, tidak pernah lepas dari kesalahan.

Melihat ke belakang pada tahun 2003, momen ketika Kobe Bryant ditangkap oleh pihak yang berwenang di Eagle, Colorado. Ketika itu Bryant dituduh memerkosa seorang petugas hotel yang berusia 19 tahun.

Orang yang melaporkan Kobe Bryant menyebut legenda Los Angeles Lakers itu memerkosa seorang petugas hotel perempuan di malam sebelum Kobe menjalani operasi lutut. Kobe mengaku berzina dengan perempuan tersebut, namun membantah memerkosa.

Kasus ini berdampak besar bagi Kobe Bryant. Reputasinya di mata publik hancur. Kobe bahkan harus kehilangan sejumlah kontrak dengan perusahaan-perusahaan besar seperti McDonald's dan Nutella. Penjualan replika jersey Kobe Bryant bahkan sampai jatuh.

Kobe Bryant
Kobe Bryant (Twitter/@kobebryant)

Pada 2004 Kobe Bryant mengakui kesalahannya secara terbuka. Dia meminta maaf kepada perempuan tersebut atas tindakannya pada malam itu.

"Meskipun saya benar-benar meyakini kejadian ini antara kami atas dasar kesepakatan, saya sekarang saya dia tidak melihat kejadian ini seperti saya. Setelah berbulan-bulan meninjau, mendengarkan pengacaranya, dan bahkan kesaksiannya secara langsung, sekarang saya paham seperti apa perasaannya bahwa dia tidak setuju terhadap kejadian ini," ujar Bryant ketika itu.

BERITA REKOMENDASI

Dalam sebuah wawancara dengan majalah GQ pada 2015, Kobe Bryant menuturkan bagaimana iman Katolik yang dia yakini membantu dia mengatasi dampak tindakan yang dia lakukan tersebut bagi hubungan pribadi dan citra profesionalnya.

Bagi Kobe kehilangan sponsor tidak menjadi perhatian utamanya. Dia mengaku sangat takut masuk hotel prodeo. Saat itu dia terancam hukuman penjara selama 25 tahun. Namun demikian, semangatnya tumbuh karena iman yang dia yakini.

"Satu-satunya yang sangat membantu saya selama proses itu, saya Katolik, saya tumbuh sebagai orang Katolik, anak-anak saya Katolik, adalah berbicara kepada seorang pastor," ungkap Kobe.

"Lepaskan. Bangkitlah. Tuhan tidak akan memberikan kamu sesuatu yang tidak bisa kamu atasi, dan sekarang semuanya berada di tangan Dia. Ini bukan sesuatu yang bisa kamu kendalikan. Lepaskan," ujar Kobe menuturkan nasihan pastor itu kepada dia.

Foto kenangan Kobe Bryant bersama keluarga. dari kiri ke kanan Vanessa Laine Bryant, Kobe Bryant, Gianna Maria-Onore Bryant dan Natalia Diamante Bryant
Foto kenangan Kobe Bryant bersama keluarga. dari kiri ke kanan Vanessa Laine Bryant, Kobe Bryant, Gianna Maria-Onore Bryant dan Natalia Diamante Bryant (https://www.fox32chicago.com/)

Dalam sesi wawancara tersebut Kobe Bryant juga menuturkan perjuangan yang harus dia lalui untuk menyelamatkan pernikahannya dengan Vanessa Laine. Pasangan ini menikah pada 18 April 2001 di Gereja Katolik Santo Eduardus Sang Pengaku di Dana Point, California.


Pada 2011 Vanessa mengajukan cerai karena alasan perbedaan yang tidak bisa diatasi. Pasangan ini bisa mengatasi masalah perbedaan tersebut 13 bulan kemudian. Sampai sekarang bahtera rumah tangga mereka masih langgeng.

"Saya tidak akan bilang pernikahan kami sempurna. Kami masih bertengkar, seperti pasangan lain. Tapi reputasi saya sebagai seorang atlet adalah saya punya tekad dan giat berlatih. Bagaimana saya bisa melakukan itu dalam kehidupan profesional saya jika saya tidak merasa seperti itu dalam kehidupan pribadi saya, ketika itu memengaruhi anak-anak saya? Tidak masuk akal," ujar Bryant.

Kobe Bryant dan istrinya Vanessa Laine
Kobe Bryant dan istrinya Vanessa Laine (latina.com)

Iman Katolik yang diyakini oleh Kobe Bryant juga berpengaruh terhadap kegiatan sosial keluarganya. Mereka rutin menggelar aksi sosial melalui Kobe & Vanessa Bryant Family Foundation. Melalui yayasan ini Bryant dan keluarganya berusaha membantu orang-orang yang mengambil keputusan-keputusan buruk dalam hidup mereka untuk mencapai sebuah titik balik, termasuk para tunawisma.

"Saya tidak bermaksud berlebihan dan mengutip Spider-Man, tapi kekuatan besar datang bersamaan dengan tanggung jawab besar," kata Bryant kepada The Times.

Kobe Bryant meninggal dunia dalam kecelakaan helikopter di Calabasas, California, Minggu (26/1/2020) waktu setempat atau Senin (27/1/2020) pagi waktu Indonesia. Gianna Bryant, putri Bryant dan Vanessa, juga meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut. Kobe Bryant dan Gianna (13) tewas bersama tujuh orang lain.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas