One Pride: Suwardi Dihentikan Rama Supandhi
Perhelatan pertama One Pride MMA di tahun 2020 usai digelar di Tennis Indoor Senayan Sabtu malam 15/2/2020).
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perhelatan pertama One Pride MMA di tahun 2020 usai digelar di Tennis Indoor Senayan Sabtu malam 15/2/2020).
Pada perhelatan perdananya One Pride melahirkan 2 juara baru, Rama Supandhi di kelas flyweight dan Angga di kelas lightweight. Dua title fight yang digelar malam tadi menjadi pertandingan yang sangat panas dan penuh dengan teknik.
"Tahun baru ada 2 juara baru. Itulah MMA kita tidak bisa menebaknya yang terbaik yang akan jadi pemenangnya. Tandanya petarung-petarung kualitasnya makin merata dan ini hal yang baik juga membuktikan begitu susahnya untuk mendapatkan sabuk abadi di One Pride" jelas Ketua Umum KOBI, Ardiansyah Bakrie.
Partai utama, Rama Supandhi menghentikan laju “Becak Lawu” Suwardi dan menjadi juara baru di kelas flyweight. Pertarungan antar grappler terkait ini dengan cepat menjadi grappling masterclass. Pada ronde pertama, Suwardi hampir mengakhiri perlawanan Rama dengan kuncian tangan yang didapat dari balasan atas kuncian leher Rama. Ronde kedua pun tidak kalah serunya dan pertukaran kuncian terjadi antara kedua pemegang sabuk ungu Brazilian Jiu Jitsu ini.
Namun, pada ronde ketiga, Rama dengan cepat membawa permainan ke bawah dan mengakhiri perlawanan sang juara dengan transisi dari ground and pound ke Rear Naked Choke pada 3:11 dari ronde ketiga dan menjadi juara baru kelas flyweight.
"Pertandingan tadi sangat ketat dan berat, tentu ke depannya saya harus berlatih lagi agar bisa mempertahankan sabuk. Saat di atas tadi saya tahu kimura yang dilakukan Mas Suwardi hanya menggunakan kekuatan tangan jadi saya tidak terlalu merasa berbahaya dengan kuncian itu, karena kimura itu harus dilakukan dengan kekuatan pinggang. Saya bisa melakukan kuncian rear naked choked ketika Mas Suwardi lengah, karena dulu saya pernah gunakan kuncian itu ke Mas Suwardi," ungkap Rama usai pertandingan.
Pada partai perebutan gelar kelas lightweight, Jeka Saragih harus menyerah pada Angga di pertarungan pertahanan gelarnya yang ke-5. Title fight di kelas lightweight ini sekilas akan berakhir cepat ketika Jeka merobohkan Angga dan menghujaninya dengan pukulan-pukulan kuat di ronde pertama.
Namun, Angga pun berhasil pulih, bahkan sanggup memasukkan Jeka ke dalam triangle choke yang hampir mengakhiri perlawanan Jeka di ronde pertama. Ronde kedua dan ketiga, Angga dengan cepat membawa Jeka ke bawah dan menggunakan ground and pound untuk menguras tenaga Jeka.
Dengan kondisi fisik Jeka yang sudah banyak berkurang, Angga meningkatkan usahanya untuk mengakhiri pertarungan dengan rentetan kuncian dan pukulan. “The Hitman” pun mengakhiri perlawanan Jeka Saragih dengan Rear Naked Choke pada 4:24 dari ronde keempat dan merebut sabuk juara kelas Lightweight yang sudah dipegang Jeka selama 1036 hari sejak 15 April 2017.
"Saya mendapatkan sabuk ini karena kepercayaan One Pride memberikan saya kesempatan untuk terus bertanding. Perjalanan karir saya di One Pride lumayan bagus dan saya juga belajar disiplin bela diri lain." kata Angga.
Pada partai berikutnya, Zainal Abidin Bachri kembali menang setelah mengalahkan Alfons melalui jual beli pukulan selama 3 ronde. Setelah menerima banyak pukulan dan tendangan di ronde pertama, Zainal Abidin berhasil memutarbalikkan keadaan di ronde kedua dan berhasil mencederai hidung Alfons.
Walau Alfons terus memberikan perlawanan keras, keunggulan Zainal berlanjut di ronde ketiga, hingga ketiga juri memberikan kemenangan kepada Zainal.
Sementara itu di pertarungan pembuka, Windri Pattilima mendominasi Alwin Kincai dan mempertahankan rekor sempurna 4 kali menang di One Pride MMA. Windri menggunakan takedown dan top control untuk mencegah “Macan Kerinci” memakai Teknik drop knee yang menjadi andalannya.
Pria kelahiran Kotamobagu, Sulawesi Utara ini terus mengendalikan permainan tanpa memberikan kesempatan berarti bagi Alwin untuk memberikan perlawanan, dan memenangkan pertandingan melalui keputusan mutlak.