Pemilik Louvre Tawarkan IBL Bisa Digelar di Surabaya: Sediakan Kamar Untuk Semua Tim
pemilik Louvre Surabaya, Erick Herlangga pun sempat berkirim surat kepada IBL untuk penyelenggaraan bisa diadakan di Surabaya
Penulis: Abdul Majid
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Liga Basket Indonesia (IBL) akan kembali digelar pada 4 September – 5 Oktober 2020.
Namun, untuk tempat penyelenggaranya, IBL belum memutuskan akan dihelat di Jakarta atau Yogyakarta.
Soal itu, pemilik Louvre Surabaya, Erick Herlangga pun sempat berkirim surat kepada IBL untuk penyelenggaraan bisa diadakan di Surabaya walaupun daerahnya tak masuk dalam pilihan awal.
Baca: Ulasan & Prediksi Napoli vs Juventus Live TVRI Kamis (18/6) Pukul: 02:00 WIB: Dendam Penalti Gagal
"Jadi IBL memutuskan di Jakarta dan Jogja, buat kami tidak ada masalah asal prosedur siap. Kami pun sebelumnya sudah memberikan surat kepada pihak IBL, Louvre ingin memberikan sponsor kalau di Surabaya, memberikan 50 kamar per hari untuk semua tim satu hotel. Sayangnya Surabaya tidak masuk kota yang direkomendasikan,” kata Erick dalam konferensi pers melalui zoom meeting, Rabu (17/6/2020).
“Saya senang kalau IBL berubah pikiran dan senang sekali kalau di Surabaya, saya dengan senang hati kasih sponsor khusus untuk klub di sana,”
“Kalau ada yang positif, kami akan siapkan kamar untuk karantina orang yang terkena. Saya dengan senang hati apa pun demi fans kami. Saya harap nanti ada perubahan. Keputusan bukan saya, hanya menawarkan,” jelasnya.
Sementara itu, Erick juga turut menanggapi mengenai protokol kesehatan salah satunya pemain diharuskan tes Covid-19.
Menurutnya tes Covid-19 seperti rapid test masih bisa diterima oleh klub lantaran dananya tak begitu besar, akan tetapi kalau swab test klub-klub akan keberatan,
Seperti diketahui, satu kali rapid test dikenakan biaya sebesar Rp 500 ribu, sedangkan swab test harus mengocek dana sekitar Rp 2 juta.
“Jujur saja, itu lumayan disiplin sekali test nya. Sebaiknya menurut saya diskusi lagi membahas budget nya, tidak bisa mendadak seperti ini. Ternyata banyak sekali hal yang harus dilakukan karena dananya tidak ditanggung oleh operator dan Perbasi, tetapi klub. Kalau rapid test kami masih sanggup mengatasinya, tetapi kalau SWAB berat,” pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.