Kata-Kata Ini yang Bikin Aries Susanti Tahan Rasa Sakit Saat Kejuaraan Dunia Panjat Tebing 2019
Aries sedang cedera pada jari tangan kanannya dalam laga final di kejuaraan IFSC Climbing World Cup 2019 di Cina.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perempuan atlet panjat tebing Indonesia, Aries Susanti Rahayu ternyata sedang cedera pada jari tangan kanannya dalam laga final di kejuaraan IFSC Climbing World Cup 2019 di Cina.
Baca: Pecahkan Rekor Dunia, Aries Susanti Ungkap Sosok Penting di Balik Kesuksesannya
Namun, berkat tekadnya yang kuat serta dukungan dari sekitar Aries sanggup melanjutkan perlombaan hingga akhirnya ia sukses mencatatkan waktu tercepat 6,9 detik.
Torehan itu membawa Aries mendapat medali emas dan sekaligus memecahkan rekor dunia yang sebelumnya dipegang oleh Yi Ling Song, 7,1 detik .
Baca: Dapat Julukan Spiderwoman, Aries Susanti Mengaku Sebenarnya Sosok Manja
Dalam bincang santai dengan Eiger yang disiarkan langsung di Instagram, wanita kelahiran Grobogan 25 tahun silam itu mengungkapkan bahwa sebelum berlomba dirinya selalu ingat dari perkataan sang pelatih.
“Sebelum pecah rekor, itu posisi aku lagi cedera di tangan. Pas kualifikasi itu kambuh, sempat bengkak, lusanya final. Saya sempat nangis gimana ya buat final, padahal ini World Cup,” cerita Aries, Kamis (13/8/2020).
“Saya terus langsung ingat kata-kata pelatih. Lupain rasa sakit, fokus ke pemanjatan kalau memang harus sakit, ya sakit sekalian. Nanti setelah perlombaan langsung di terapi. Alhamdulillah, Allah kasih rezeki buat Aries di hari itu,” jelasnya.
Baca: Pecahkan Rekor Dunia, Aries Susanti Ungkap Sosok Penting di Balik Kesuksesannya
Tak hanya itu, Aries mengatakan dirinya selalu punya tekad yang kuat ketika bertanding.
Pasalnya, dirinya sangat tidak suka jika dalam perlombaan ia harus menelan kekalahan, apalagi ia merasa bisa mendapatkan kemenangan di perlombaan tersebut.
“Saya juga kan tipikal orang yang tidak suka kalah. Maunya setiap kompetisi juara saja. Kalau kalah kan gimana gitu rasanya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Aries menceritakan tantangan dirinya menjadi atlet dan mempertahankan konsistensi yakni melawan diri sendiri dari rasa malas dan bosan.
“Pernah banget (rasakan jenuh), kalau menurut Aries setiap kehidupan apa pun rutinitasnya pasti ada jenuhnya. Buat ilangin itu biasanya jalan, shopping. Tapi lebih sering telepon Ibu buat ngobatin rasa kangen, kalau jenuh ada yang nguatin. Jadi mau lemes tuh ingat ibu terus,” pungkasnya.