Jr. NBA Global Championship 2020 Divisi Putra, Tim Asia Pasifik Taklukkan Tim Atlantik Tengah
Seorang anak laki-laki Indonesia merasakan kejuaraan pertama bersama tim Asia Pasifik di turnamen global yang diadakan virtual tahun ini
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Kejuaraan ini pun tidak diraih begitu saja sebagaimana Claudius harus mengikuti berbagai tahapan dan seleksi terlebih dahulu.
“Awalnya saya mengikuti pertandingan 3x3 atau selection camp yang diadakan di Bandung. Dari sana, saya terpilih sebagai satu-satunya pemain putra yang lolos ke jenjang selanjutnya,” jelas Claudius.
“Selanjutnya, saya dipilih untuk mengikuti Jr. NBA Global Championship secara virtual. Kami bertanding melawan tim Cina, Meksiko, Amerika Latin, dan Atlantik Tengah (Mid-Atlantic). Di semua pertandingan itu, kami menang,” tambahnya.
Sisi Lain Kompetisi
Selain unjuk kemampuan, Claudius dan peserta lainnya memperoleh berbagai keterampilan hidup (life skill), kesempatan mengikuti kegiatan komunitas (community service), serta pengalaman bertukar budaya (cross-cultural experience).
Hal ini karena Jr. NBA bekerja sama dengan VirBELA dan Event Farm untuk mendukung kegiatan pertukaran budaya dengan menciptakan kampus virtual, sehingga para peserta dapat menggunakan avatar untuk berinteraksi dengan sesama peserta dari berbagai belahan dunia, tanpa terbatas dimana mereka tinggal.
Claudius pun mengaku mengalami berbagai tantangan ketika mempersiapkan diri untuk mengikuti Jr. NBA Global Championship, seperti kesulitan untuk berlatih secara langsung di lapangan maupun kendala internet saat berlatih secara virtual.
Meskipun begitu, remaja yang sebentar lagi menginjak usia 15 tahun ini mengaku tidak pernah bosan dan malas dalam berlatih.
Belajar dan Berlatih
Mengenal olahraga basket sejak berumur sembilan tahun, Claudius tekun mengikuti berbagai pelatihan private, klub basket, serta organisasi di dalam dan luar sekolah setiap harinya.
Ia selalu menyempatkan waktu untuk mengasah kemampuan serta teknik-teknik bermain basketnya serta menjaga stamina agar siap saat bertanding.
Ia juga membuktikan bahwa banyaknya tugas dan padatnya waktu latihan, tidak membuat dirinya meninggalkan kewajiban utamanya sebagai pelajar.
“Saya biasanya berlatih dua sampai tiga jam sehari dengan pelatih dan teman-teman. Untuk itu, saya selalu mengerjakan tugas/pekerjaan rumah sepulang sekolah, tidak main dulu,” tutup Claudius yang sempat berpartisipasi juga dalam Jr. NBA Indonesia 2019.
Saat ditanya apakah dirinya pernah bosan berlatih, Claudius dengan mantap menjawab ‘tidak’. Itu karena basket merupakan olahraga sekaligus hobi yang sangat digemarinya. Ia pun mengaku kelak ingin bermain di laga NBA.