Dua Alasan Marc Marquez soal Juara MotoGP 2020 yang Sulit Diprediksi
Lima seri awal, terdapat empat pemenang dan 11 pembalap berbeda yang berhasil naik podium juara & impinan klasemen adalah yang terendah sejak 2006.
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
Pasalnya, jumlah seri MotoGP musim ini sudah dikurangi menjadi hanya 14 dan akan berakhir pada pertengahan November 2020.
Johann Zarco (Reale Avintia), Pol Espargaro (Red Bull KTM), hingga Franco Morbidelli (Petronas Yamaha SRT) adalah tiga pembalap lain yang juga pernah mengalami kecelakaan hingga gagal finis musim ini.
Terkait kondisi klasemen pembalap, Fabio Quartararo (Petronas Yamaha SRT) saat ini memimpin dengan koleksi 70 poin.
Seperti pendapat Marquez, persaingan juara musim ini masih sulit diprediksi.
Baca: Dijagokan Jadi Juara Dunia MotoGP 2020, Fabio Quartararo Justru Alami Krisis Kepercayaan Diri
Terdapat dua alasan yang bisa membenarkan pendapat Marc Marquez tersebut.
Pertama, jumlah poin Quartararo selaku pimpinan klasemen adalah yang terendah dalam Kejuaraan Dunia MotoGP setelah lima balapan sejak 2006.
Pada musim 2006, pemuncak klasemen pembalap MotoGP setelah lima balapan ditempati oleh Nicky Hayden dengan koleksi 86 poin.
Alasan kedua mengapa persaingan juara MotoGP musim ini sulit diprediksi adalah inkonsistensi pembalap.
Baca: Valentino Rossi Cemburu Yamaha Tidak Secepat Suzuki di MotoGP 2020
Dari lima seri awal, terdapat empat pemenang dan 11 pembalap berbeda yang berhasil naik podium juara.
Quartararo menjadi satu-satunya pembalap yang mengoleksi dua kemenangan, yakni pada MotoGP Spanyol dan MotoGP Andalusia.
Setelah itu, penampilan Quartararo tidak konsisten karena gagal naik podium juara pada tiga seri terakhir.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Marc Marquez Anggap MotoGP Musim Ini Sangat Aneh, Kenapa?