Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Tragedi Dunia Olahraga 2020, Kematian Tragis Kobe Bryant Hingga Skandal Kematian Diego Maradona

Pada tahun 2020, sejumlah atlet, tokoh, legenda olahraga, berpulang menyisakan cerita pilu, haru, dan kepedihan. Tragedi Dunia Olahraga 2020

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Tragedi Dunia Olahraga 2020, Kematian Tragis Kobe Bryant Hingga Skandal Kematian Diego Maradona
Josep LAGO / AFP
Seorang penggemar sepak bola Napoli memberi isyarat di depan spanduk bertuliskan "Diego Abadi" untuk menghormati mendiang legenda sepak bola Argentina Diego Maradona di Barcelona pada 26 November 2020, sehari setelah kematiannya. Josep LAGO / AFP 

Padahal, kata Idrus Niode, Lukman sempat menjalani rapid test sebanyak dua kali dan hasilnya negatif.

Namun, setelah melakoni swab test, Lukman dinyatakan positif Covid-19.

Baca Juga: Rafael Nadal Antisipasi Penundaan Turnamen Jangka Panjang

"Di RS Pelni, Lukman melakukan tes swab pada Rabu (15/4/2020) dan hasil tesnya positif Covid-19," ucap Idrus.

"Yang saya bingung, dia kenanya di mana. Padahal, beberapa waktu sebelumnya, dia sudah melakukan dua kali rapid test di RSPI (Rumah Sakit Pondok Indah) dan hasilnya negatif," kata Idrus lagi.

Awalnya, bereda informasi bahwa Lukman Niode sakit karena terserang bakteri di lambung yang kemudian naik ke paru-paru.

Hal tersebut membuat pernapasan Lukman terganggu karena ada flek di paru-parunya.

Berita Rekomendasi

Baca Juga: Penyelenggara MotoGP Jerman 2020 Tak Bisa Gelar Balapan Sesuai Jadwal

Peraih medali emas SEA Games 1983 di Singapura itu pun harus menggunakan alat bantu pernapasan alias ventilator.

Akibat kondisi tersebut, Lukman sempat mengalami koma.

Lukman Niode mengembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Pelni pada Jumat (17/4/2020) pukul 12.58 WIB.

Baca Juga: Usman Sebut Perselisihan dengan Masvidal Sudah Masuk Ranah Pribadi

Lahir di Jakarta, 21 Oktober 1963, Lukman Niode pernah mewakili Indonesia pada Olimpiade Los Angeles 1984.

Dia juga pernah meraih dua medali emas SEA Games nomor 100 meter dan 200 meter gaya punggung putra.

November

Ricky Yacobi Meninggal Seusai Bikin Gol

Pemain legendaris di pentas sepakbola nasional, Ricky Yacobi, meninggal, Sabtu (21/11/2020).

Ricky Yacobi meninggal di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Mintoharjo.

Ricky Yacobi atau juga yang dikenal dengan nama Ricky Yacob, dikabarkan mengalami serangan jantung saat bermain sepak bola di Lapangan A Senayan, Jakarta.

Baca juga: Fakta-Fakta Seputar Serangan Jantung, Silent Killer yang Menyergap Ricky Yacobi di Lapangan

Suasana pemakaman mantan pemain Timnas Indonesia, Ricky Yacobi di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta, Sabtu (21/11/2020). Ricky Yacobi meninggal di usia 57 tahun akibat serangan jantung saat bermain fun football trofeo Medan Selection di Lapangan A Gelora Bung Karno. TRIBUNNEWS/HERUDIN
Suasana pemakaman mantan pemain Timnas Indonesia, Ricky Yacobi di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta, Sabtu (21/11/2020). Ricky Yacobi meninggal di usia 57 tahun akibat serangan jantung saat bermain fun football trofeo Medan Selection di Lapangan A Gelora Bung Karno. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

"Innalilahi wainnailaihi rojiun, telah meninggal dunia sahabat dan pemain Nasional kita bang Ricki Yacobi di RS Mintoharjo. Semoga Almarhum meninggal dalam keadaan Husnul Khatimah," tulis pesan yang diterima Kompas.com.

Semasa hidupnya, Ricky Yacobi dikenal sebagai salah satu penyerang terbaik yang pernah dimiliki timnas Indonesia.

Ricky Yacobi mengawali kariernya di timnas Indonesia pada 1985.

Dilansir Kompas.com, berdasarkan data yang dihimpun dari Rec Sport Soccer Statistic Foundation (RSSSF), Ricky Yacobi mulai memperkuat skuad Garuda pada 1985.

Dia lalu menghabiskan enam tahun berseragam merah putih hingga 1991.

Baca juga: Mengenang Legenda Sepakbola Indonesia Ricky Yacobi, Pernah Bikin Gol ke Gawang AC Milan Glorie

RSSF mencatat Ricky Yacobi memiliki 31 caps bersama timnas Indonesia dengan catatan lima gol.

Pria kelahiran Medan itu juga sempat mengemban tugas sebagai kapten timnas Indonesia pada periode 1987-1990.

Pencapaian terbesarnya yakni mengantarkan timnas Indonesia meraih medali emas SEA Games 1987.

Sebelum turnamen di Jakarta tersebut, Tabloid BOLA mendeskripsikan Ricky sebagai "bintang sesungguhnya" timnas Indonesia.

"Kemajuannya sangat cepat. Ia memiliki berbagai gerak eksplosif yang membingungkan lawan," tulis wartawan Tabloid BOLA ketika itu, M. Nigara.

"Ia juga memiliki naluri sebagai pencetak gol."

Kala itu, Indonesia keluar sebagai juara setelah menang tipis 1-0 atas Malaysia pada pertandingan yang digelar di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, 20 September 1987.

Baca juga: Kronologi Meninggalnya Ricky Yacobi, Terjatuh Tak Sadarkan Diri Seusai Mencetak Gol

Artikel Tabloid BOLA No. 187 tertanggal 25 September 1987 yang menyoroti keberhasilan Indonesia menjadi juara umum SEA Games XIV.
Artikel Tabloid BOLA No. 187 tertanggal 25 September 1987 yang menyoroti keberhasilan Indonesia menjadi juara umum SEA Games XIV. (DOK TABLOID BOLA)

Satu-satunya gol Garuda dicetak oleh Ribut Waidi pada menit ke-91.

Ricky Yacobi memang tidak mencetak gol pada laga final tersebut, tetapi dia membantu timnas Indonesia meraih kemenangan 4-1 atas Myanmar pada semifinal.

Di babak empat besar, Ricky Yacobi menambah pundi-pundi gol pada menit ke-68 dan membawa timnas Indonesia memperlebar keunggulan menjadi 3-1.

Baca juga: Mengenang Legenda Sepakbola Indonesia Ricky Yacobi, Pernah Bikin Gol ke Gawang AC Milan Glorie

Setelahnya, gol Robby Darwis-lah yang memastikan langkah Indonesia ke partai final sepak bola SEA Games 1987.

Sebelum membawa Indonesia meraih medali emas SEA Games 1987, Ricky Yacobi menjadi sorotan ketika mencetak gol fantastis pada Asian Games 1986 di Korea Selatan.

Ricky Yacobi kala itu membukukan gol tendangan voli di babak perempat final kontra Uni Emirat Arab.

Penampilan gemilang Ricky bersama timnas Indonesia membuatnya dilirik klub Jepang, Matsuhita FC, pada 1988.

Dia tercatat sebagai pemain Indonesia pertama yang berkarier di luar negeri.

Setelah gantung sepatu, Ricky Yacobi mendirikan Sekolah Sepak Bola (SSB) Ricky Yacobi di Jakarta.

Skandal dan Kontroversi Kematian Diego Maradona

Sosok satu di antara pemain sepakbola terhebat yang pernah ada berpulang pada November 2020.

Legenda timnas Argentina, Diego Maradona, meninggal dunia pada Rabu (25/11/2020) malam WIB.

Kabar meninggalnya Diego Maradona disampaikan oleh media ternama Argentina, TyC Sports.

Baca juga: Diego Maradona, Kronologi Meninggal, Prestasi, dan Kontroversi Si Anak Emas

Diego Maradona (tengah) dan Ossie Ardiles (kanan) bermain bersama di Piala Dunia 1982 (Tangkapan Layar BBC)
Diego Maradona (tengah) dan Ossie Ardiles (kanan) bermain bersama di Piala Dunia 1982 (Tangkapan Layar BBC) (Tangkapan Layar BBC.com)

"Berita yang tidak pernah kami ingin sampaikan. Beristirahat dengan tenang, Diego," tulis akun Twitter resmi TyC Sports.

Menurut laporan TyC Sports, Maradona sudah beberapa kali masuk rumah sakit sejak 2015.

Belakangan, Maradona dilarikan ke rumah sakit Ipensa yang terletak di La Plata, Argentina, pada Senin (2/11/2020) atau tiga hari setelah hari ulang tahunnya yang ke-60.

Setelah sembuh dari operasi pembekuan darah di otak atau biasa disebut subdural hematoma, Maradona dikabarkan tinggal di sebuah rumah di Tigre, Buenos Aires.

Baca juga: Video Gocekan Diego Maradona Bikin Kalang Kabut Timnas Indonesia

Namun, pada Rabu (25/11/2020), Diego Maradona dinyatakan meninggal dunia akibat mengalami gangguan di jantungnya. 

Diego Maradona merupakan salah satu pemain terbesar yang dilahirkan oleh Argentina.

Maradona yang lahir di Lanus, Buenos Aires, memulai karier sepak bolanya bersama Argentinos Juniors pada 1976.

Kemudian pada 1981, pemain kidal itu bergabung dengan salah satu klub top Negeri Tango, Boca Juniors.

Maradona memulai petualangannya di Eropa ketika direkrut Barcelona pada 1982, di mana ia bermain selama dua musim di klub yang bermarkas di Stadion Camp Nou tersebut.

Baca juga: Pesepakbola Terbaik yang Pernah Ada, Kenapa Diego Maradona Tak Pernah Raih Ballon dOr?

Namun, karier Maradona tak berjalan mulus di Spanyol.

Ia kemudian hijrah ke Italia untuk membela Napoli pada 1984.

Di klub inilah Maradona meraih kesuksesan besar.

Napoli dibawanya meraih berbagai gelar bergengsi, termasuk dua scudetto Serie A, satu Coppa Italia, dan satu Piala UEFA (sekarang Liga Europa).

Tujuh musim berseragam Napoli, Diego Maradona sukses mencetak 115 gol dari 259 penampilan di semua kompetisi.

Keberhasilan Maradona mengangkat pamor Napoli di Italia dan Eropa membuatnya dipuja publik San Paolo.

Nama Diego Maradona pun layaknya dewa bagi klub berjulukan I Partenopei tersebut.

Baca juga: Kapten Timnas Argentina Diego Maradona Sanggup 53 Kali Gocek Lawan di Piala Dunia 1986

Diego Maradona saat berseragam Napoli.
Diego Maradona saat berseragam Napoli. (Twitter/@en_sscnapoli)

Selepas dari Napoli, Maradona sempat semusim kembali ke Spanyol dengan memperkuat Sevilla.

Ia lalu pulang ke Argentina dengan Newell's Old Boys sebagai tujuannya, lalu gantung sepatu pada 1997 bersama Boca Juniors.

Di level internasional, pemilik nama lengkap Diego Armando Maradona itu merupakan pahlawan Argentina saat memenangi Piala Dunia 1986 yang digelar di Meksiko. 

Meski tidak mencetak gol pada partai final ketika Argentina mengalahkan Jerman Barat dengan skor 3-2, Maradona tampil impresif sepanjang turnamen dengan mencetak lima gol.

Baca juga: Mengenang Gol Tangan Tuhan Diego Maradona, Berikut Video Gol Kontroversial Nan Melegenda

Salah satu momen ikonik Diego Maradona pada Piala Dunia 1986 adalah ketika mencetak gol "Tangan Tuhan" ke gawang Inggris pada perempat final yang berakhir dengan skor 2-1 untuk kemenangan Argentina.

Setelah gol yang menuai protes dari pemain Inggris tersebut, Maradona kemudian menyihir penonton yang hadir di Stadion Azteca ketika ia menari-nari sendirian melewati adangan empat pemain lawan sebelum menaklukkan Peter Shilton untuk kali kedua.

Sepanjang kariernya bersama timnas Argentina, Diego Maradona mencetak 34 gol dari 91 penampilan. 

Kematiannya bertabur kontroversi.

Skandal pertama diawali oleh laporan palsu yang dikeluarkan oleh suster pribadi Maradona, Dahiana Gisela.

Gisela diminta oleh sebuah perusahaan medis asal Argentina, Medidom, untuk membuat laporan palsu terkait kematian Maradona.

Setelah itu, muncul lagi kabar yang menyebutkan bahwa dokter pribadi Diego Maradona, dr Leopoldo Luque, digerebek polisi.

Luque dituduh telah melakukan pembunuhan terhadap Maradona dengan alasan kelalaian medis. Penyelidikan kematian sang bintang dilakukan pihak berwenang.

Tak hanya itu, harta waris Maradona juga jadi rebutan 17 orang.

Baca juga: Seperti Telenovela, Harta Warisan Diego Maradona Diperebutkan 17 Orang

Profil Diego Maradona

Diego Maradona

Nama lengkap: Diego Armando Maradona Franco

Tempat lahir: Lanus, Buenos Aires, Argentina

Tanggal lahir: 30 Oktober 1960

Tinggi: 165 cm

Posisi bermain: Gelandang serang, second striker

Karier klub

1976–1981 Argentinos Juniors

1981–1982 Boca Juniors

1982–1984 Barcelona

1984–1991 Napoli

1992–1993 Sevilla

1993–1994 Newell's Old Boys

1995–1997 Boca Juniors

Karier tim nasional

1977–1979 Argentina U20

1977–1994 Argentina

Karier pelatih

1994 Textil Mandiyu

1995 Racing Club

2008–2010 Argentina

2011–2012 Al-Wasl

2013–2017 Deportivo Riestra (Asisten)

2017–2018 Fujairah

2018–2019 Dorados de Sinaloa

2019–2020 Gimnasia de La Plata

Prestasi

Boca Juniors: 1981 Metropolitano

Barcelona: Copa del Rey 1983, Copa de la Liga 1983, Supercopa de Espana 1983

Napoli: Serie A 1986-1987 dan 1989-1990, Coppa Italia 1986-1987, Piala UEFA 1988-1989, Supercoppa Italiana 1990

Argentina: Piala Dunia 1986, Artemio Franchi Trophy 1993

Mantan Kiper Persija Daryono Meninggal

Kiper Badak Lampung, Daryono, dikabarkan meninggal dunia pada Senin (9/11/2020).

Daryono menghembuskan nafas terakhirnya di RS AL Mintoharjo, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, pukul 04.55 WIB.

Informasi meninggalnya Daryono pertama kali diumumkan oleh media sosial Badak Lampung.

Mantan kiper Persija Jakarta itu meninggal dunia karena sebelumnya terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Daryono sebelumnya terkena DBD pada 11 Oktober 2020.

Ia menjalani perawatan di RS Sumoharjo, Lampung.

Baca Juga: Persija: Daryono Kiper yang Taat Beragama dan Cinta Orang Tua

Kiper berusia 26 tahun itu terjangkit DBD ketika Badak Lampung sudah mulai menggelar sesi latihan menyambut bergulirnya kembali Liga 2 2020 pada November mendatang.

Meski begitu, tak dijelaskan dimana Daryono terkena DBD.

*Artikel Ini Dikutip dan Diolah dari Berbagai Sumber

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas