Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun Sport

Cerita Marcus Gideon Kumpulin Kok, Rangking Satu Hingga Ditawari Jadi Pemain Hongkong

Gideon sempat disuruh oleh 'coach'-nya untuk mengambil kok-kok dalam suatu pertandingan.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Cerita Marcus Gideon Kumpulin Kok, Rangking Satu Hingga Ditawari Jadi Pemain Hongkong
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Pebulu Tangkis Ganda Putra Indonesia Marcus Fernaldi Gideon berpose usai wawancara dengan Tribun Network di di Gideon Badminton Hall, Ciangsana, Bogor, Jumat (5/2/2021). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Kecil memang dia belum terpikir. Kalau saya kan cuma ngelatih. Kalau anaknya sebatas dia main-main mending tidak usah. Akhirnya anaknya diputuskan umur 13 itu sungguh-sungguh. Benar-benar serius.

Diapain tidak ada ngeluh. Akhirnya kita latih dengan serius, dia mau. Umur 17-18 dia masuk nasional. Sejak nasional pun tidak didiamkan saja begitu.

Kalau dia pulang pun kita latih lagi, Sabtu atau Minggu, kita tambahin kekurangan-kekurangan. Dan kita beri masukan ke dia.

Di PBSI kamu latihannya harus lebih. Misal orang lain di atas dia latihan pagi-sore sama. Kamu mesti tambah, jam 5 pagi bangun di sana, jam 6 sudah latihan sampai jam 7.

Abis itu sarapan, kamu jam 8 ikuti program seperti yang lain. Akhirnya, mungkin berkat dari Tuhan juga, dia ranking nomor satu dunia.

Baca juga: Djarum Tak Lagi Sponsor PBSI, Ini Dampaknya Menurut Kurniahu Gideon

Anda sempat masuk ranking 7 dunia, sekarang memiliki anak yang melebihi prestasi Anda?

Bangga sekali, anak saya bisa melewati saya. Dan saya senang sekali, anak saya menjadi ranking 1 dunia. Ya semoga anak saya bisa juara dunia, juara olimpiade, harapan saya itu.

Berita Rekomendasi

Pernah kah seorang Gideon melewati masa-masa sulit? Apa motivasi dari Anda sebagai seorang ayah yang juga atlet?

Waktu itu dia pernah ranking 29. Terus, biasa pelatih kalau ranking segitu disuruh kumpulin kok. Ranking 10 besar saja yang diperhatiin.

Kecewanya dia itu ketika pasangan ganda lain diberangkatkan ke All England. Padahal waktu itu rankingnya tidak ada.

Tapi kok dia (Gideon) ranking 29 kok tidak diberangkatkan. Dia kecewa sekali, dan bilang "Saya mau pulang, dan kirim surat mengundurkan diri."

Saat itu saya kasih motivasi di rumah. Kamu mau apa sekarang? Dia bilang berhenti. Saya tanya benar? Dia bilang kalau ada partnernya saya mau.

Direktur Consumer Service Telkom FM Venusiana R (tengah) disaksikan EVP Telkom Regional II Area Jakarta Banten Bogor Tangerang Bekasi (Jababotabek) Teuku Muda Nanta (kiri) menyerahkan medali kepada sepuluh pemenang IndiHome Gideon Badminton Academy (IGBA) di Gideon Badminton Hall, Ciangsana, Bogor (5/2/2021). Sepuluh pemenang ini mendapat dukungan penuh dari IndiHome untuk menjalani pendidikan badminton sebagai upaya mencetak generasi muda, khususnya calon atlet muda badminton Indonesia. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Direktur Consumer Service Telkom FM Venusiana R (tengah) disaksikan EVP Telkom Regional II Area Jakarta Banten Bogor Tangerang Bekasi (Jababotabek) Teuku Muda Nanta (kiri) menyerahkan medali kepada sepuluh pemenang IndiHome Gideon Badminton Academy (IGBA) di Gideon Badminton Hall, Ciangsana, Bogor (5/2/2021). Sepuluh pemenang ini mendapat dukungan penuh dari IndiHome untuk menjalani pendidikan badminton sebagai upaya mencetak generasi muda, khususnya calon atlet muda badminton Indonesia. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Akhirnya dia dapat partner namanya Andre. Kalau tidak salah hanya sebulan ikut Indonesia Open.

Terus Markus Kido bilang saya mau partner kamu, saya tidak lagi sama Hendra AG. Saya mau partner sama kamu. Anak saya senang, karena dia kan juara olimpiade. Terus Imelda telepon saya, ada rapat klub kalau Kido sekarang dipartner.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas