PBSI Antisipasi Hal non-Teknis Jelang Tur Eropa dengan Gelar Simulasi di Lingkungan Pelatnas
pebulutangkis Indonesia kini bersiap kembali menjalani rangkaian kejuaraan di Eropa setelah sebelumnya tampil di tiga kejuaraan di Thailand.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Para pebulutangkis Indonesia kini bersiap kembali menjalani rangkaian kejuaraan di Eropa setelah sebelumnya tampil di tiga kejuaraan di Thailand.
Ketiga kejuaraan di Eropa yakni Swiss Open 2 – 7 Maret 2021, kemudian Jerman Open 9 – 14 Maret 2021 dan Yonex All England 17 – 21 Maret 2021.
Untuk mempersiapkan diri menjalani kejuaraan tur Eropa, Ahsan/Hendra dkk. mulai pekan ini sudah kembali menggelar latihan di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur.
Sejumlah persiapan langsung diberikan para pelatih dari mulai sisi teknik, fisik, mental hingga daya juang. Tidak ketinggalan faktor gizi dan sport science.
Kepala Sub Bidang Pengembangan Sport Science PP PBSI, Iwan Hermawan, menjelaskan bahwa ia bersama Rionny Mainaky dan tim pelatih sudah melakukan rapat evaluasi atas hasil yang didapat di Thailand sekaligus mengidentifikasi kekurangan-kekurangan para atlet untuk diperbaiki jelang tur Eropa.
“Pertandingan di masa pandemi ini memang special case, karena banyak sekali tekanan. Dari mulai protokol kesehatan yang ketat, pembatasan ruang gerak hanya di hotel dan tempat pertandingan, juga pemeriksaan tes usap yang berkala menjadi kekhawatiran yang terus-menerus. Ini memang tantangan,” kata Iwan dalam keterangan resmi PBSI, Selasa (9/2/2021).
“Saya sudah rapat dengan semua, hal non-teknis ini harus kita antisipasi dan saya menyarankan kita coba simulasi di lingkungan pelatnas dengan situasi yang sama seperti di dalam pertandingan yang akan kita hadapi”,
“Saya juga akan berkoordinasi dengan pelatih untuk menambah volume latihan demi mempertahankan daya tahan yang baik untuk atlet kita,” jelasnya.
Selanjutnya Iwan mengatakan performance analysis juga sudah diterapkan pada setiap pertandingan.
Sehingga bisa terlihat evaluasi kekurangan secara teknik untuk menjadi sasaran dan fokus perbaikan pada latihan. Selain itu, masalah fisik dan gizi juga menjadi perhatian khusus untuk ditingkatkan.