Profil Chelsie Monica, Woman International Master yang Jadi Komentator Laga Dewa Kipas vs GM Irene
Nama Chelsie pun turut ramai menjadi perbincangan warganet menyusul trendingnya Dewa Kipas di Twitter.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Sosok Chelsie Monica Ignesias Sihite mencuri perhatian publik ditengah pertandingan catur antara Dadang Subur (Dewa Kipas) dengan GM Irene Kharisma Sukandar.
Bersama GM Susanto Megaranto, Chelsie Monica hadir sebagai komentator dalam laga dwitarung catur yang akhirnya dimenangkan GM Irene Sukandar dengan skor 0-3.
Nama Chelsie pun turut ramai menjadi perbincangan warganet menyusul trendingnya Dewa Kipas di Twitter.
Banyak yang memuji sosok Chelsie lantaran kecantikan yang dimilikinya.
Baca juga: Dewa Kipas KO, Kalah Telak 0-3 Duel Catur Lawan WGM Irene Sukandar
Berikut profil Chelsie Monica yang Tribunnews.com himpun:
Chelsie Monica merupakan pecatur putri terbaik Indonesia yang kini memiliki gelar Woman International Master.
Gelar Women International Master itu diperoleh Chelsie pada 2011 silam anpa harus melewati tiga kali norma WIM pada ASEAN+ Age Group Chess Championship 2011 di Tarakan, Kalimantan Timur, 13-19 Juni 2011.
Berdasar data di ratings.fide.com, satu tahun sebelum memperoleh gelar WIM, Chelsie memperoleh gelar Woman Fide Master.
Saat ini, dirinya menempati rangking aktif dunia ke-6915, ke-27 untuk rangking aktif nasional dan ke-727 untuk rangking aktif Asia.
Chelsie Monica lahir di Balikpapan, Kalimantan Timur pada 2 November 1995.
Baca juga: Pergerakan Catur Dewa Kipas Sangat Akurat Tapi Lambat di Langkah Sederhana, Apa Sebab?
Saat diwawancarai dalam program TVRI beberapa waktu lalu, Chelsie mengaku bahwa ketertarikan pada catur bermula saat dirinya kerap melihat sang ayah bermain.
Ia pun lalu meminta kepada ayahnya untuk mengajarinya bermain catur.
Dengan didikan ayahnya, Chelsie mulai mengasah kemampuannya hingga memberanikan diri untuk berkompetisi saat masih SD.
Bakatnya yang dimiliki Chelsie mencuri perhatian pelatih Catur di Balikpapan bernama Nugroho yang akhirnya membimbingnya.