Analisis Pihak Percasi Atas Permainan Dewa Kipas Lawan WGM Irene, Tak Kuasai Teori dan Strategi
Dadang memang bisa bermain catur, tetapi sama sekali tidak menguasai teori, filosofi, taktik, dan strategi catur
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Laga ekshibisi antara Dadang Subur atau pemilik akun Dewa Kipas kalah dari Woman Grand Master (WGM) Irene Kharisma Sukandar, dimenangi oleh Irene dengan skor 3-0 di studio podcast Deddy Corbuzier pada Senin (22/3/2021).
Pertandingan ini mendapat perhatian khusus dari publik Indonesia dan juga internasional. Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) melalui Ketua Bidang Pembinaan Prestasi, Kristianus Liem.
Baca juga: Seputar Polemik Dewa Kipas, Levy Rozman Tanyakan Arti Iri Bilang ke WGM Irene Sukandar
Menurut Kristianus Liem, Dadang Subur tidak memiliki banyak hal yang diperlukan untuk menjadi seorang pecatur top.
Jumlah penonton siaran langsung duel Irene Sukandar kontra Dadang Subur mencapai 1,25 juta pada titik tertinggi (peak viewers).
Jumlah itu terhitung fantastis sehingga disorot oleh Federasi Catur Dunia (FIDE) langsung.
Baca juga: Lempar Sindiran, Gotham Chess Minta Juara Dunia Catur Hadapi Dewa Kipas
Jumlah ini jauh melebihi angka peak viewership untuk seorang penyiar catur di layanan video Twitch yang berada di angka 139.185 (berdasarkan TwitchMetrics).
GothamChess yang berperan di balik viralnya Dewa Kipas hanya mencapai 28.659 penonton pada jumlah tertinggi.
Rata-rata, pria bernama asli Levy Rozman itu mengumpulkan 12.636 penonton setiap melakukan siaran via Twitch.
Baca juga: Gotham Chess Singgung Hadiah yang Diterima Dewa Kipas seusai Kalah Telak dari GM Irene Sukandar
Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB Percasi, Kristianus Liem membahas pertandingan tersebut kepada Kompas.id.
"Secara keseluruhan, Dadang memang bisa bermain catur, tetapi sama sekali tidak menguasai teori, filosofi, taktik, dan strategi catur," tuturnya pada artikel Membedah Permainan ”Dewa Kipas” Saat Dilumat IM Irene Kharisma dilansir BolaSport.com dari Kompas.com.
"Dadang tidak bisa keluar sejak pembukaan dengan bebas dan kalah sebelum middle game berlanjut."
Dia juga menyinggung akurasi Dadang yang buruk sepanjang laga.
Heri Darmanto, ahli teknologi informasi di PB Percasi mengutarakan di laman Info Catur bahwa akurasi langkah Dadang Subur pada ketiga laga tersebut adalah 33,8 persen; 27,7 persen, dan terakhir 95,3 persen.