NOC Indonesia Berharap Penyelenggara Event Olahraga Memperhatikan Detail Protokol Kesehatan
Rafiq Radinal menyampaikannya saat menghadiri Rapat Koordinasi Pengkajian Pemberian Rekomendasi Tiga Event Olahraga
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) berharap penyelenggara event olahraga dapat lebih memperhatikan detail protokol kesehatan (prokes) dalam menggelar turnamen di masa adaptasi kebiasaan
baru pada masa pandemi Covid-19.
Langkah ini diperlukan guna mengantisipasi celah pelanggaran prokes selama event berlangsung.
Anggota Komite Eksekutif NOC Indonesia, Rafiq Radinal menyampaikannya saat menghadiri Rapat Koordinasi Pengkajian Pemberian Rekomendasi Tiga Event Olahraga, yakni Kejurnas dan Kejuaraan BMX International (Yogyakarta, 9 dan
10-11 April), pertarungan WBC Internasional (Jakarta, 10 April), serta Kejuaraan Panahan Kartini Cup IV (Jakarta, 9-11 April) di Wisma Auditorium Kemenpora, Senayan, Jakarta, Selasa (6/4) sore. Ketiga event ini digelar tanpa penonton.
“Ada hal-hal kecil yang perlu diperhatikan,” kata Rafiq dalam pertemuan yang dipimpin Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot S Dewa Broto dan dihadiri perwakilan Kepolisian RI, Satgas Penangulangan Covid-19, bersama panitia penyelenggara.
“Untuk pertandingan yang dilaksanakan sehari seperti tinju, panitia penyelenggara bisa mengantisipasi swab sebelum pertandingan dan saat pertandingan. Jangan hanya saat pelaksanaan.”
Sementara, tambah Rafiq, penyelenggara pertandingan yang diselenggarakan beberapa hari di luar ruangan juga perlu memperhatikan prokes lebih detail.
Seperti pemasangan sign prokes 5M dan sarana cuci tangan di sekitar venue sehingga atlet dan ofisial bisa lebih memperhatikan kebersihan selama pertandingan.
Selain itu, Rafiq juga mengusulkan pemakaian wrist band (gelang) yang berbeda warna setiap harinya. Ini guna mengantisipasi potensi penyalahgunaan hasil antigen harian yang dapat dilakukan peserta serta ofisial.
Selain itu, ia berharap, panitia ketiga event ini bisa belajar dari penyelenggaraan yang sudah dan sedang berjalan, yakni Final FEI Jumping World Challenge (equestrian), Indonesian Basketball League (basket), serta Piala Menpora (sepak bola).
“Kami menyambut baik pertemuan tadi. Ini juga menjadi pelopor agar ke depannya kegiatan olahraga di Indonesia bisa berlangsung dengan standar adaptasi kebiasaan baru. Tentu perlu prokes yang tepat sehingga nantinya bisa dipisahkan standar event olahraga indoor dan outdoor dan badan mana yang bertanggung jawab. Jika sudah punya satu sistem baku, tentu lebih mudah,” tambah Rafiq.
Sebagai informasi, Kejurnas dan Kejuaraan BMX International diselenggarakan oleh Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI). Meski hanya dihadiri pebalap Indonesia, event ini masuk dalam perhitungan poin menuju Olimpiade 2020 Tokyo.
Sementara untuk pertarungan tinju WBC Internasional menyajikan partai utama yakni perebutan sabuk kelas terbang WBC Internasional antara juara dunia kelas terbang Tibo Monabesa (Indonesia) kontra Toto Landero (Filipina).
Duel yang diselengarakan Asosiasi Tinju Indonesia (ATI) dan promotor Armin Tan rencananya digelar di Balai Sarbini, Plaza Semanggi, 10 April. Sedangkan Kejuaraan Panahan Kartini Cup IV diselenggarakan event organizer yang berafiliasi dengan PP Perpani.
Terpisah, Sesmenpora Gatot S Dewa Broto berterima kasih atas masukan-masukan yang diberikan NOC Indonesia dalam rapat tadi. NOC Indonesia mendapat kepercayaan dari Kemenpora untuk mengkaji pemberian rekomendasi penyelenggaraan event olahraga di masa pandemi COVID-19.
Rekomendasi ini nantinya menjadi syarat penyelenggara untuk mengajukan izin keramaian ke Kepolisian RI.
“Pemerintah prinsipnya mendorong olahraga dengan catatat tetap patuh pada kesehatan dan jangan menimbulkan atau menciptakan kluster baru. Masukan yang diberikan Pak Rafiq tadi juga penting, terutama gelang sebagai penanda apakah yang masuk sudah sesuai prosedur atau belum,” kata Gatot.