Analisis Jujur Soal Hancurnya Peforma Valentino Rossi, Bukan Cuma Soal Umur Tapi Juga Gaya Balap
Bingung dan kecewa. Beginilah penampilan Valentino Rossi pada akhir balapan di dua seri MotoGP
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Peforma pebalap gaek Valentino Rossi pada dua seri pertama MotoGP 2021 bisa dikatakan hancur.
Kepindahan Valentino Rossi ke Petronas Yamaha SRT pada MotoGP musim ini tidak membuat penampilannya membaik.
Baca juga: Valentino Rossi Alasan Terus, Merasa Sudah Cepat Ternyata Pebalap Lain Lebih Cepat
Dia malah menorehkan hasil negatif dengan finis di posisi ke-12 dan ke-16 masing-masing pada GP Qatar dan GP Doha.
Dalam sebuah artikel di Corriere della Sera, jurnalis otomotif Italia, Giorgio Terruzzi, membuat analisis yang jujur tentang momen Valentino Rossi.
Baca juga: Tanda-Tanda Valentino Rossi Gantung Helm Mencuat, Pasrah Dihujat, Sebut Sosok Ini Sebagai Penjilat
"Bingung dan kecewa. Beginilah penampilan Valentino pada akhir balapan. Balapan kedua MotoGP 2021 berakhir di urutan ke-16," kata Giorgio Terruzzi menganalisis performa pebalap berusia 42 tahun itu.
"Sementara itu, Fabio Quartararo, pebalap yang menggantikannya di pabrikan Yamaha, memenangkan balapan, seminggu setelah kesuksesan Maverick Vinales, mantan rekan setim Rossi, pada tim yang sama," tulis Terruzzi dilansir BolaSport.com dari Tuttomotoriweb.
Baca juga: Profil Pedro Acosta, Pebalap yang Bikin Heboh Moto3, Bisa Juara Meski Start dari Pit Stop
"Vale dengan sisa kemampuannya, menahan perbandingan dengan sekelompok pembalap muda yang 'gila' dan sangat berbakat. Mereka bertarung dalam jarak waktu yang sangat dekat," ucap Teruzzi.
"Ini bukan hanya masalah usia. Namun, gaya mengemudi 'The Doctor' juga ada hubungannya dengan penyesuaian motor, terutama saat menikung."
Teruzzi lalu menyarankan agar Rossi harus lebih memodifikasi lebih jauh cara mengemudikan motor.
"Dia perlu mencari performa yang lebih efektif. Tujuannya agar mendapat performa yang lebih baik di atas jarak ban," Teruzzi.
Namun, aspek yang paling mengkhawatirkan adalah iklim di dalam garasi pabrikan Yamaha yang tampaknya lega dengan kepergian Rossi dan tim ke tim satelit Petronas.
"Tampaknya di dalam Yamaha, mereka semua merasa terbebaskan dari kehadiran Rossi. Sebuah sosok rumit dan tidak dapat ditoleransi baik oleh rekan kerja yang ingin menempati ruang lebih besar untuk menjadi sorotan Kejuaraan Dunia dan oleh mereka yang ingin ada perubahan generasi."
Baca Juga: Kewalahan Hadapi Motor yang Kuat, Rossi: Anda Berada di Urutan Ke-15 dalam 10 Detik
Menurut Teruzzi, periode paruh pertama MotoGP 2021 sangat penting untuk menentukan pilihan tentang masa depan Rossi.
"Tetapi, kita harus menunggu sedikit lebih lama untuk menarik kesimpulan yang pasti. Tampaknya agak terlalu awal untuk menyimpulkan meskipun dalam iklim yang sangat mengkhawatirkan," ujar tutur Teruzzi.
"Paruh pertama musim ini seperti yang diumumkan Valentino sendiri, harus menjadi hal mendasar dalam memutuskan apakah akan melanjutkan balapan atau tidak."
Dilema tentang kemungkinan pensiun tetap menjadi inti dari pertanyaan masa depan Rossi.
"Sadarlah bahwa kesenangannya yang berkepanjangan bertepatan dengan keinginan, kegembiraan kolektif dan permanen. Tetapi, setiap kesuksesan memiliki tanggal kadaluwarsa," ujar Teruzzi.