Windy Cantika Aisah Sudah Punya Modal Penting ke Olimpade Tokyo kata Dirja Wihardja
Windy Cantika Aisah, lifter putri Indonesia kembali mengharumkan nama Indonesia di kejuaraan angkat besi internasional.
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COM, Rafsanzani Simanjorang
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Windy Cantika Aisah, lifter putri Indonesia kembali mengharumkan nama Indonesia di kejuaraan angkat besi internasional.
Atlet kelahiran tahun 2002 ini meraih 3 medali emas di kejuaraan angkat besi junior di Uzbekistan, Minggu (23/5/2021) lalu.
Turun di kelas 49 Kg, Windy mencatatkan total angkatan 191 Kg, dan menjuarai tiga kategori yakni Snatch, Clean and Jerk, dan total angkatan.
Pencapaian ini sekaligus memperbaiki catatan Windy di kejuaraan angkat besi Asia (senior) April lalu, dimana dirinya meraih medali perunggu dengan total angkatan 189 Kg.
Pencapaian Windy lantas mendapat apresiasi dari sang pelatih, Dirja Wihardja.
"Alhamdulillah, Windy mampu meraih hasil maksimal. Meski ini memang di level junior, dan panggungnya Windy. Namun catatan terpentingnya adalah, bagaimana Windy sukses memperbaiki catatannya dari kejuaraan angkat besi Asia (senior) April lalu. Ini jadi modal penting baginya untuk mengikuti Olimpiade Tokyo," ujar Dirja.
Dirja sendiri sejak awal telah yakin anak didiknya tersebut meraih hasil maksimal, mengingat Windy telah bermain di level senior.
Namun, peningkatan total angkatan Windy lah yang membuat Dirja bahagia dan memberikan sanjungan.
"Windy ini memang atlet muda yang benar-benar menjiawai profesinya sebagai atlet angkat besi. Menjadi atlet angkat besi tak hanya bicara soal kuat, melainkan keuletan. Ini yang ditunjukkan oleh Windy. Saya melihat Windy memang atlet bertalenta, disiplin, telaten. Windy fokus dan peduli soal profesinya sebagai atlet angkat besi. Dia ulet, dan tahu kapan berlatih, istirahat dan jeli," tambahnya.
Kini, Windy bersiap menatap Olimpiade Tokyo, Juli mendatang.
Dirja menyebut ia telah memantau kekuatan pesaing-pesaing Windy lewat kejuaraan Asia, April lalu.
"Yang jelas di April lalu di kelas bawah, peta kekuatannya ada di Cina dan India. Kami wasada juga Amerika, bahkan ada lifter yang dari Afrika juga yang patut diwaspadai," tutur Dirja