Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Rajiah Salsabila Peraih Emas di Asian Games 2018, Bakatnya Ditemukan Oleh Betik

Rajiah Salsabila, atlet panjat tebing Indonesia yang meraih medali emas Asian Games 2018 lalu.

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Rajiah Salsabila Peraih Emas di Asian Games 2018, Bakatnya Ditemukan Oleh Betik
wartakota
Dwi Yanto, pelatih yang menemukan bakat Salsabila,atlet panjat tebing Indonesia di tahun 2013 lalu 

Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COM, Rafsanzani Simanjorang

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Rajiah Salsabila, atlet panjat tebing Indonesia yang meraih medali emas Asian Games 2018 lalu.

Salsabila, sapaan akrabnya merupakan atlet Kota Tangerang untuk Indonesia.

Namun, siapa sangka, ada sosok yang tidak terekspos ke media yang menemukan bakat dan setia membimbing Salsabila hingga menjadi sukses sebagai atlet panjat tebing Indonesia.

Dia adalah Dwi Yanto atau dipanggil Betik. Dirinyalah pelatih panjat tebing yang menemukan bakat Salsabila, tahun 2013 lalu.

Tak hanya itu, sebagai pelatih, Dwi menjadikan motivasi dan tekad Salsabila sebagai kekuatan untuk menuju atlet profesional.

"Saat itu Salsabila masih kelas 2 SMP dan dirinya belum mengerti banyak tentang panjat tebing, tentang kompetisi di panjat tebing. Namun, dirinya punya tekad yang luar biasa. Itu yang membuat saya juga bangga melatih dirinya," ungkap Dwi Yanto.

Berita Rekomendasi

Lanjut betik, Salsabila pun dilatih teknik dasar panjat tebing, baik cara memegang poin, cara menyeimbangkan badan dan teknik lainnya.

Setelah menguasai teknik dasar, perlahan demi perlahan masuk ke teknik lainnya termasuk strategi memanjat, dengan teknik pernafasan atau daya tahan tubuh.

Meski tak mudah, Dwi dirinya takjub pada Salsabila yang bermodal motivasi dan kegigihan.

"Sebagai pelatih tentu saya senang dengan anak didik yang punya semangat juang berlatih. Dirinya juga rutin berlatih, dan perkembangannya bagus. Usaha tak menghianati hasil ya, dua tiga tahunan berlatih dirinya masuk ke PON saat SMA, dan juga ke timnas, serta prestasinya juga luar biasa ya dan itu tidak mudah," tambah Dwi.

Dwi mengenang bagaimana salah satu kejuaraan bergengsi, PON di tahun 2016 menjadi masa titik balik seorang Salsabila.

Saat itu, Salsabila berlatih lebih dari satu tahunan namun gagal bersaing dengan atlet lain.

"Itu momen sedih. Dia latihan gigih lebih dari setahun, namun karena sedikit kesalahan, dia tidak menyentuh garis akhir dan harus gagal. Disitu kami mengobrol sambil melihat peserta yang lain. Saya bertanya, apakah dirinya masih mau dan siap bersaing dengan senior-seniornya. Jawaban dia tegas, dan dia bertekad untuk mencoba lebih baik, dia optimis dan percaya diri bahwa dirinya lebih baik. Kami pun mengikuti kejuaraan panjat tebing lainnya untuk tiket dia masuk ke timnas. Dan dia berhasil," kenang Dwi.

Anak didiknya sudah mencapai kesuksesan, Dwi pun akhirnya berpisah dengan anak didiknya tersebut. 

Dwi mengabdikan diri di Tangerang Selatan untuk menciptakan Salsabila baru, sementara Salsabila dilatih oleh pelatih baru yang pernah juga bekerja sama dengan Dwi.

Namun meski pisah, keduanya kerap komunikasi, khususnya saat Salsabila meminta doa restu dan beberapa masukan sebelum bertanding.

"Sampai saat ini sering komunikasi. Terdekat dia mau ikut kejuaraan dunia di Swiss, semoga bisa mengharumkan nama Indonesia lagi. Bagi saya, kesuksesan seorang pelatih adalah ketika anak didiknya mampu menorehkan prestasi," tutup Dwi Yanto.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas