Chef de Mission Tim Indonesia: Gerak Atlet dan Ofisial Dibatasi Selama di Penginapan
Rosan Perkasa Roeslani mengatakan bahwa protokol kesehatan ketat terus diterapkan untuk mencegah kasus penyebaran Covid-19.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Chef de Mission tim Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020, Rosan Perkasa Roeslani mengatakan bahwa protokol kesehatan ketat terus diterapkan untuk mencegah kasus penyebaran Covid-19.
Untuk atlet mereka tak boleh keluar dari bubble yang telah ditetapkan oleh panitia penyelenggara.
“Atlet hanya dari wisma atlet ke latihan itu ada aturannya, mereka hanya bepergian kedua tempat itu, di luar itu mereka tidak boleh sama sekali,” kata Rosan dalam konferensi pers secara daring, Kamis (22/7/2021)
“Mereka hanya boleh di dalam komplek wisma atlet, di sana ada dining hall dan mereka juga diperbolehkan latihan di sana,” sambungnya
Sementara itu, untuk personel lainnya di luar atlet mereka juga tidak boleh sembarangan bepergian.
Mereka hanya boleh berpergian ke tempat-tempat yang sudah disesuaikan dengan activity plan atau rencana kegiatan yang sebelumnya diberikan kepada panitia penyelenggara.
Bahkan Rosan sendiri harus rela diikuti orang dari panitia penyelenggara agar tak keluar dari zona yang telah ditentukan.
“Untuk saya dan Pak Okto itu boleh ke Wisma atlet terus ke press room dan tempat latihan dan hotel yang sudah ditunjuk oleh NOC. Setiap orang berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan. Kita tidak boleh keluar dari activity plan yang sudah kita sampaikan,” kata Rosan.
“Kalau media saja empat hari pertama tidak boleh keluar sama sekali, setelah itu baru boleh. Kontak dengan atlet juga sangat dikurangi, kalau dulu dapat daily pass sekarang tidak ada sama sekali, pengawasan sangat ketat,” lanjut Rosan.
“Saya saja kalau keluar hotel ada yang nempel, jadi benar-benar sangat ketat. Bahkan saya tidak boleh ke lounge hotel, itu ada batasan-batasannya. Jadi harus sesuai dengan activity plan yang sudah kami berikan ke panitia,” pungkasnya