Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Persembahkan Medali Pertama di Olimpiade Tokyo, Windy Sempat Nervous karena Beda Tipis dengan Rival

Windy sempat gagal dalam upaya pertama snatch di berat 84 kilogram. Namun kegagalan itu ditebusnya pada angkatan kedua.

Penulis: Dodi Esvandi
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Persembahkan Medali Pertama di Olimpiade Tokyo, Windy Sempat Nervous karena Beda Tipis dengan Rival
Richard Susilo
Perjuangan Lifter Angkat Besi Wanita Windy Cantika Aisah (19) yang menghasilkan medali perunggu 

Keberhasilan meraih perunggu itu terasa makin spesial karena putri mantan lifter nasional Siti Aisah ini tercatat sebagai atlet pertama yang menyumbangkan medali bagi Kontingen Indonesia di Olimpiade 2020.

"Alhamdulilah senang sekali bisa mempersembahkan medali untuk Indonesia. Rasanya nervous karena angkatan dengan rival lainnya hanya beda tipis. Terutama saat angkatan snatch, tetapi saya berusaha tetap tenang karena saat di panggung itu kan sebenarnya cuma ada atlet dan barbel saja," kata Windy dalam keterangan resminya usai laga.

Prestasi membanggakan yang ditorehkan Windy ini ikut diapresiasi oleh Presiden Joko Widodo.

Dalam akun media sosialnya, Jokowi menyampaikan selamat kepada mojang berusia 19 tahun itu.

"Kabar baik datang dari Tokyo, hari ini. Atlet angkat besi putri Indonesia, Windy Cantika Aisah, mempersembahkan medali pertama dari ajang Olimpiade Tokyo dengan merebut medali perunggu di kelas 49 kg," kata Jokowi dikutip dari akun Instagramnya, Sabtu (24/7/2021).

"Dari Tanah Air, saya menyampaikan selamat," imbuh dia.

Baca juga: Foto-foto Perjuangan Windy Cantika Aisah Saat Bertanding Kelas 49 kg Angkat Besi di Olimpiade Jepang

Sejak SD

Berita Rekomendasi

Windy diketahui mulai belajar angkat besi saat duduk di kelas dua bangku sekolah dasar (SD).

Olahraga ini jadi pilihan karena sang ibu, Siti Aisah, merupakan mantan atlet angkat besi Indonesia yang menyumbang medali di kejuaraan dunia 1987.

Sejak itu pula ibunya kerap menceritakan pengalaman mengikuti pemusatan latihan dan kejuaraan di luar negeri.

Cerita-cerita itu membekas di benak Windy sehingga ia makin bersemangat untuk menekuni olahraga angkat beban tersebut.

Saat berusia 12 tahun tepatnya saat duduk di kelas 5 SD, Windy dimasukkan ibunya ke klub angkat besi di Bandung.
Kebetulan klub tersebut dibina langsung oleh mantan lifter nasional yang juga rekan sang ibu, Maman Suryaman.

Dalam binaan Maman, bungsu dari tiga bersaudara ini rupanya menunjukkan bakat besar. Karenanya Maman rutin mengajak Windy tampil di sejumlah kejuaraan nasional untuk mengasah mentalitas bertandingnya.

Pelatih atlet angkat besi Kabupaten Bandung dan PPLP Jawa Barat yang selama ini menjadi mentor Windy, Dewi Nuranis mengatakan, prestasi mentereng Windy tidak diperoleh dengan proses mudah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas