Ibarat Bikin Pabrik, Ini Rencana Pemerintah Cetak Atlet Nasional Berprestasi
Menpora menjelaskan, selama ini sekolah khusus olahraga punya kurikulum seperti sekolah umum. Bisa kacau kata Menpora
Penulis: Abdul Majid
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali tak ingin lagi kedepan prestasi Indonesia muncul karena tidak sengaja atau by accident.
Ia ingin, Indonesia yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak nomor empat di dunia bisa memenej sistem olahraganya dengan benar sehingga kedepan akan banyak atlet-atlet bertalenta yang muncul dan bisa mendulang prestasi – by desain.
Untuk itu, di bawah kepemimpinannya sebagai Menpora, Zainudin menjelaskan, kini pihaknya tengah menggodok Grand Desain Olahraga Nasional.
Baca juga: Pemain Kelas Dunia, Peforma Jonatan Christie di Olimpiade Bikin Joko Suprianto Bingung
“Jadi grand desain olahraga nasional ini pekerjaan yang besar, yang melibatkan banyak pihak, bukan hanya Kemenpora. Ada analogi sederhana pada saat diskusi di internal kami, bahwa yang kita sadang lakukan ini ibarat membuat pabrik. Misalnya kita bangun pabrik gula maka tentu kita butuh lahan, bibit tanaman tebu kemudian kita sortir masuk ke dalam proses produksi, di situ akan berproses dan nanti ada finishing touch-nya,” kata Menpora Amali, Kamis (5/8/2021).
Lebih lanjut, Menpora menjelaskan dalam grand desain olahraga nasional akan banyak kementerian dan lembaga yang terlibat.
Baca juga: Dugaan Aksi Body Shaming ke Atlet Angkat Besi Nurul Akmal Saat Tiba di Tanah Air Bikin Netizen Geram
Mereka akan fokus ke sektor masing-masing, salah satunya Kementerian PUPR yang akan fokus untuk membangun fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk pembinaan atau pengembangan olahraga Indonesia.
Bahkan, kurikulum pelajaran di Sekolah Khusus Olahraga (SKO) yang sebelumnya sama seperti pelajar lainnya nantinya bakal dibedakan.
Baca juga: Deretan Hadiah dan Bonus yang Dijanjikan ke Greysia/Apriyani, Dari Duit Miliaran Sampai Rumah di PIK
“Di periode saya ini kita tidak boleh mengerjakan pekerjaan fisik serahkan ke ahlinya, Kementerian PUPR. Kemenpora tidak ahli bangun-membangun,” kata Amali.
“Kemudian kita kerjasama juga dengan Kemendagri yang bisa menyentuh pemerintah kota/kabupaten untuk melihat atlet. Terus juga kerjasama dengan Telkom mengenai big data,” kata dia.
Baca juga: Megahnya Markas Baru Persija, Stadion JIS Sudah Pecahkan 3 Rekor, Atap Buka-Tutup, Rumput Hybrid
“Selama ini atlet kita di SKO Ragunan itu dapat pelajaran reguler sama dengan tidak atlet, kalau seperti itu misalnya besok ujian hari ini pertandingan kan bisa kacau. Jadi kita butuh kurikulum sendiri untuk atlet,” katanya.