Lius Pongoh: Akmil Open 2021 Tanpa Penonton Bisa Disaksikan Di Channel YouTube PB Djarum
Akmil Open 2021 menjadi momentum bangkitnya kejuaraan bulutangkis berskala nasional di masa pandemi Covid-19.
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Bergulirnya YUZU Isotonic Akmil Open 2021 menjadi momentum bangkitnya kejuaraan bulutangkis berskala nasional di masa pandemi Covid-19.
Kompetisi yang digelar pada 28 Oktober - 7 November di GOR Djarum dan GOR Suroto Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah ini, sekaligus menjadi titik balik perputaran ekosistem bulutangkis di Tanah Air.
Tak dipungkiri, pandemi meniadakan turnamen dan kejuaraan bulutangkis. Hal ini menimbulkan berbagai persoalan.
Dari sisi klub, pembentukan atlet yang kelak mengharumkan nama bangsa menjadi tertunda hingga program regenerasi tersendat. Hal tersebut dialami oleh Pupuk Kaltim Badminton Club, asal Bontang, Kalimantan Timur.
“Tidak adanya kejuaraan membuat kami kehilangan momentum dalam memupuk mentalitas atlet ketika bertanding di atas lapangan. Untuk itu, kami berterimakasih kepada YUZU Isotonic dan Djarum Foundation, karena kejuaraan ini memang benar-benar melepaskan dahaga kami yang sudah sejak lama menunggu kejuaraan berskala nasional demi menjaga daya juang para atlet agar tidak hilang,” ungkap pelatih Pupuk Kaltim Badminton Club, Bagas Mahardika.
Tak menyia-nyiakan bergulirnya kejuaraan yang dinantikan sejak 1,5 tahun terakhir, pada YUZU Isotonic Akmil Open 2021 Bagas menerjunkan empat atletnya untuk berlaga di beberapa kategori yakni Ganda Remaja Putra U-17, Tunggal Remaja Putra U-17, Ganda Remaja Campuran U-17, dan Tunggal Taruna Putri U-19.
Antusiasme terhadap kejuaraan yang digelar di dua gedung olahraga di Magelang ini, juga dirasakan para pemain klub PB Jaya Raya Jakarta. Sebanyak 28 atlet yang bertanding di Magelang, akhirnya dapat merasakan kembali atmosfer kompetisi yang sempat menghilang karena pandemi.
"Pertandingan seperti ini bisa membangkitkan semangat anak-anak lagi. Kejuaraan ini juga meriah, bagus, tertata rapih, dan prokes (protokol kesehatannya) ketat. Yang paling penting, mereka ikut kompetisi agar latihannya tidak sia-sia," jelas pelatih PB Jaya Raya, Maulana Chrissandi.
Lebih lanjut Maulana mengungkapkan, pada masa awal pandemi, klub tempatnya bernaung sempat ditutup. Sekitar setengah tahun PB Jaya Raya meniadakan kegiatan latihan hingga pembuka tahun 2021.
Para atlet yang berlatih di klub juara Olimpiade Tokyo 2020, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu ini, dipulangkan ke rumah masing-masing.
“Baru pada awal tahun ini kita kembali latihan, dengan porsi dua kali lipat dari biasanya," tutur Maulana.
Sementara, legenda bulutangkis Indonesia yang besar di klub PB Djarum, Sigit Budiarto mengemukakan, YUZU Isotonic Akmil Open 2021 terbukti mampu membendung rasa rindu para atlet terhadap pertandingan bulutangkis. Jumlah peserta yang mencapai ribuan atlet dari berbagai kota di Tanah Air, menurutnya, menjadi indikator awal kebangkitan kompetisi bulutangkis nasional.
"Menurut saya, kejuaraan ini cukup menarik. Gairahnya kembali timbul setelah dua tahun tidak ada kejuaraan atau turnamen resmi," tanggapnya.
"Dan semangat mereka sangat luar biasa sekali, terlihat dari jumlah peserta saja hampir 1.500 peserta. Hal tersebut menandakan bahwa kejuaraan ini bagi mereka sangat penting dan mengobati rasa rindu bertanding," papar Sigit, yang telah berhasil sebanyak tiga kali berturut-turut mengantarkan Indonesia meraih Piala Thomas pada tahun 1998, 2000 dan 2002.
Selain dari sisi klub dan atlet, gelaran YUZU Isotonic Akmil Open 2021 juga menjadi angin segar bagi para perangkat pertandingan, khususnya referee dan wasit. Pasalnya, tak kalah pelik dengan kondisi atlet yang kekurangan turnamen untuk asah kemampuan, para pengatur dan pengadil pertandingan ini pun minim jam terbang selama pandemi.