Curhatan Menarik Jonathan Rea soal Tantangan Transisi dari Super Bike ke MotoGP
Jonathan Rea yang berstatus sebagai juara bertahan Super Bike 6 musim beruntun angkat bicara soal tantangan yang akan dihadapi jika pindah ke MotoGP.
Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Jonathan Rea yang berstatus sebagai juaradunia Super Bike enam musim beruntun angkat bicara soal tantangan yang akan dihadapi jika berkompetisi di arena MotoGP.
Pembalap Super Bike yang mengendarai Kawasaki itu merasa bukan perkara mudah bagi rekan-rekannya yang berminat untuk balapan di seri MotoGP, termasuk dirinya sendiri.
Meskipun ada beberapa contoh pembalap Super Bike yang sukses bertransisi ke balapan MotoGP semacam Colin Edwards hingga Cal Curutchlow.
Rea memandang tetap harus ada langkah berani dan matang sebelum memutuskan bertransisi dari Super Bike ke MotoGP.
Baca juga: WSBK 2021: Toprak di Ambang Sejarah Runtuhkan Rea, Pujian Mengalir Deras dari Denning
Baca juga: Jelang World Superbike, Basarnas Gelar Gladi Simulasi Penanganan di Sirkuit Mandalika
Pembalap asal Inggris berusia 34 tahun itupun tercatat pernah ikut dua balapan MotoGP.
Tepatnya ketika ia menggantikan posisi Casey Stoner pada musim balapan tahun 2012.
Rea pun berbicara soal tantangan tak mudah yang harus dilewati oleh pembalap Super Bike yang ingin beralih ke balapan MotoGP.
Baca juga: Bebaskan Lahan Secara Damai di Sirkuit Mandalika, Kapolda dan Danrem Dapat Penghargaan dari Sandiaga
Juara Super Bike dunia enam kali itupun merasa balapan MotoGP pada zaman sekarang memiliki level yang sangat tinggi.
"Saya berpikir MotoGP sekarang berada pada level yang sangat tinggi," ujar Rea dilansir Motosport.com.
"Lihat apa yang dilakukan Crutchlow (sebagai pengganti cedera untuk Franco Morbidelli),".
"Orang-orang yang balapan di MotoGP sangat cepat, seperti Marquez, dia melewatkan sebagaian besar musim lalu karena cedera, ia pun merasa sulit," tambahnya.
Baca juga: Kementerian PUPR Selesaikan Saluran Pengendali Banjir di Kawasan Sirkuit Mandalika
Lebih lanjut, Rea menyoroti keberhasilan MotoGP dalam mengatur kesenjangan antar pembalap menjadi tantangan lainnya.
Hal ini mengingat semakin sempit kesenjangan yang ada persaingan balapan yang kompetitif semakin terjaga.
"Kesenjangan antara orang-orang top dan orang biasa sangat kecil karena setiap pabrikan hingga tim satelit cukup bagus," jujur Rea.
"Mungkin hanya aprilia yang mungkin paling tidak kompetitif, setidaknya mereka pernah naik podium, jadi luar biasa,".
"Tidak seperti 10 tahun lalu, ketika anda bisa berada 30 detik dari depan mungkin anda akan berada pada urutan 10 besar,".
"Sekarang berbeda jika anda finis 30 detik, justru anda bisa berada di posisi terakhir, semuanya begitu berbeda sekarang," tambahnya.
Rea sendiri dijadwalkan akan melakoni laga krusial penentuan juara dunia Super Bike 2021 di Sirkuit Mandalika, Lombok, NTB, Indonesia, 19-21 November 2021 mendatang.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)